Usulan Borell menjatuhkan sanksi dua menteri ekstrimis dikritik Israel

Estimated read time 2 min read

JERUSALEM (ANTARA) – Dua menteri Israel menyerang kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Kamis atas permintaan sanksi terhadap menteri Israel.

Kedua menteri Israel tersebut adalah Menteri Energi dan Menteri Luar Negeri Israel. Keduanya sempat mengkritik Borrell di media sosial

929/8 Kamis pagi Borrell mengatakan dia akan meminta para menteri luar negeri Uni Eropa untuk mempertimbangkan sanksi terhadap Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich karena menyebarkan “pesan kebencian yang tidak dapat diterima terhadap rakyat Palestina”.

Sebelum menghadiri pertemuan informal para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Borrell mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah memulai proses meminta negara-negara anggota untuk mempertimbangkan “memasukkan beberapa menteri Israel ke dalam daftar sanksi kami” yang telah menyarankan hal-hal yang bertentangan dengan hukum internasional. Sertakan ajakan untuk “melakukan kejahatan perang.”

“Joseph Borrell, yang mentransfer uang ke Otoritas Palestina, ingin menjatuhkan sanksi kepada para menteri Israel yang bekerja melawan terorisme. Kemunafikan!,” kata Menteri Energi Israel Eli Cohen kepada X.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz juga mengkritik diplomat Eropa tersebut.

“Menteri Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell yang akan keluar mengatakan Israel ingin Palestina diusir dari Tepi Barat. Itu adalah kebohongan yang terang-terangan, sama seperti pernyataan salahnya sebelumnya tentang pernyataan saya tentang Gaza, yang kemudian dia tarik kembali,” Katz kepada X.

“Saya menentang pemindahan warga dari rumah mereka,” kata Katz.

Katz pada hari Rabu menyerukan tindakan serupa di Gaza utara dan Tepi Barat, termasuk pengusiran sementara warga Palestina dalam operasi militer terbesar dalam dua dekade.

Meskipun Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera setelah serangan Hamas 7 Oktober, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza.

Serangan itu menewaskan lebih dari 40.600 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai 93.800 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.

Pengepungan yang sedang berlangsung di Gaza telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, dan sebagian besar wilayah tersebut telah hancur.

Israel menghadapi tuduhan pembunuhan di Mahkamah Internasional, yang memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah di selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina melarikan diri sebelum serangan tanggal 6 Mei.

Sumber: Anadolu-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours