PLTU Batubara Jadi Disuntik Mati? Ini Kata Bahlil

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, sikap pemerintah Indonesia terhadap penggunaan batu bara sebagai sumber energi harus tetap konsisten dengan komitmen politiknya terhadap net zero emisi (NZE).

Langkah konkrit akan diambil terkait penggunaan batu bara pada pembangkit listrik, antara lain pengurangan bertahap dan penerapan Clean Coal Technology (CCT) pada pembangkit listrik yang masih beroperasi.

“Selain upaya net zero yang dilakukan Indonesia, kami berkomitmen untuk memastikan keamanan pasokan energi dalam negeri tetap terjaga. Batubara akan terus berperan dalam bauran energi kita. Namun, selain upaya net zero, politik, investasi, dan teknologi juga perlu diperhatikan. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ramah lingkungan,” jelas Bahlil pada Coaltrans Asia 2024 di Bali, Senin (09/09/2024).

Terkait dengan kebijakan PLTU, lanjut Bahlil, pemerintah saat ini sedang menyusun rencana pensiun dini PLTU berdasarkan Perpres Nomor 112 Tahun 2022, yaitu tentang percepatan pengembangan penyediaan listrik dari sumber energi terbarukan. Sebanyak 13 PLTU berencana pensiun dini dengan mempertimbangkan penghematan dan bukan fluktuasi kekurangan pasokan serta kenaikan harga listrik.

Sedangkan dalam pengoperasian PLTU digunakan teknologi CCT, antara lain pengenalan teknologi superkritis dan ultra-superkritis.

Tujuh PLTU batubara beroperasi dengan teknologi supercritical dan ultra-supercritical dengan total output sebesar 5.455 MW, yaitu PLTU Cirebon (660 MW), PLTU Paiton 3 (815 MW), PLTU Cilacap 3 (660 MW). ), PLTU Adipala (660 MW), PLTU Banten/LBE 1 (660 MW), PLTU Jawa 7 Unit 1 (1000 MW) dan PLTU Jawa 8 (1000 MW).

Pemerintah juga berencana mengembangkan PLTU batubara menggunakan teknologi ultra-supercritical boiler di sembilan lokasi di Pulau Jawa dengan total kapasitas 10.130 MW pada tahun 2028, yaitu 37,43% dari total PLTU batubara yang direncanakan.

Selain mendorong PLTU menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti CCT, Kementerian ESDM juga mendorong masuknya bahan bakar campuran untuk PLTU batubara dan biomassa. Selain itu, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan sumber energi ini karena memiliki perkebunan kelapa sawit yang dapat diolah menjadi biomassa. Strategi ini terbukti mampu menurunkan emisi PLTU.

Saat ini, hampir 60% pembangkit listrik Indonesia, atau sekitar 91 GW, berasal dari batu bara. Oleh karena itu, pemerintah menyadari bahwa pengurangan penggunaan batu bara sebagai sumber energi utama di Indonesia harus dilakukan secara hati-hati. Bahlil menekankan komitmen pemerintah terhadap transisi yang adil dan bertahap dengan mempertimbangkan kesejahteraan pekerja, masyarakat, dan industri yang bergantung pada batubara.

“Hal ini termasuk mengembangkan strategi untuk melatih kembali pekerja, mendiversifikasi perekonomian lokal dan berinvestasi pada industri baru yang dapat menggantikan kontribusi ekonomi batu bara,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours