Menaker Ida akan pelajari fasilitas pelatihan vokasi di China

Estimated read time 3 min read

BEIJING (ANTARA) – Menteri Ketenagakerjaan Indonesia (Menaker) Ida Fauziyah mengunjungi organisasi pemerintah dan swasta yang diperkirakan akan berlatih di China.

“Kami tahu bahwa Tiongkok mempunyai banyak peluang, keterampilan, dan kemampuan untuk berkembang, jadi kami ingin tahu bagaimana keterampilan ini dikembangkan. Kami ingin melihat ‘pelatihan kejuruan’ dijalankan oleh pemerintah dan perusahaan swasta,” kata Menteri Tenaga Kerja. . Aida Faucia di Wisma Indonesia Kedutaan Besar Republik Indonesia (KPRI) di Beijing, Kamis dan Selasa.

Aida Fawzia bekerja sama dengan beberapa pejabat di Kementerian Ketenagakerjaan, antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, dan Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ketenagakerjaan dan Perluasan Kesempatan Kerja (Pinapenta dan PKK). HRD Hariani dan pejabat terkait lainnya.

“Saat ini kita sedang menikmati bonus demografi, dan pada tahun 2035 usia kerja di Indonesia akan meningkat sebesar 70%, sebuah anugerah yang harus kita jaga dengan baik agar bisa sukses dalam pembangunan negara,” kata Aida.

Dengan adanya bonus demografi ini, asing menurut Aida ingin berinvestasi di Indonesia yang menyediakan tenaga kerja usia kerja.

“Tetapi kita harus menjaga diri karena waktunya singkat, kita harus mempersiapkan ‘skill’ untuk kompetisi ini, apalagi 56 persen masyarakat yang bekerja saat ini memiliki gelar sarjana ke bawah atau bekerja di sektor yang sama. membutuhkan pekerjaan. “Dia ingin,” tambahnya.

Selain itu, dengan adanya gelombang PHK yang terjadi saat ini, terdapat kebutuhan yang semakin besar untuk meningkatkan keterampilan pekerja Indonesia.

“Masalah kita adalah banyaknya PHK di industri-industri yang melibatkan banyak tenaga kerja seperti tekstil, sepatu, yang sering kali keterampilannya rendah dan sebagian besar adalah perempuan. Kalau investasi dari Tiongkok sangat tinggi, kita harus pastikan bahwa kita siap dengan “skill” yang sesuai dengan investasi yang akan datang?” jelas Aida.

Menurut Aida, Kementerian Ketenagakerjaan saat ini sedang berupaya meningkatkan lapangan kerja di dalam dan luar negeri.

“Kami bekerja keras untuk mencari peluang kerja di luar negeri karena saat ini kami mendapatkan bonus demografi, namun banyak negara yang mengalami ‘agingpopulasi’ dan kekurangan penduduk usia kerja, sehingga mereka mencari negara-negara yang mendapatkan peluang kerja. bonus demografi. , termasuk Indonesia,” imbuhnya.

Menurut Aida, tingginya usia kerja di Indonesia tidak sebanding dengan peluang kerja yang bisa menimbulkan permasalahan sosial.

Nilai investasi Tiongkok di Indonesia mencapai USD 30,2 miliar dengan 27.000 proyek, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2019 – Kuartal I-2024.

Sedangkan total pendapatan pada tahun 2023 saja sebesar USD 7,3 miliar (sekitar Rp 120 triliun). Dengan nilai tersebut, Tiongkok menjadi investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura.

Berdasarkan catatan BKPM, lima sektor teratas investasi Tiongkok di Indonesia sejak tahun 2019 adalah manufaktur logam dasar, senilai US$12,8 miliar atau 41% dari seluruh investasi Tiongkok.

Kedua, sektor transportasi, penyimpanan dan telekomunikasi bernilai 7,9 miliar dolar (26 persen dari total investasi), dan ketiga, sektor listrik, gas, dan air bernilai 2,5 miliar dolar (8 persen dari total investasi).

Keempat, sektor kimia dan farmasi menyumbang 2,4 miliar dolar AS (8 persen) dan kelima, sektor industri, perumahan, dan perkantoran menyumbang 2,4 miliar dolar AS (7 persen).

Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia menjadi lima negara dan wilayah yang paling banyak berinvestasi di Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours