BRIDA NTB upayakan Kurma Datu terdaftar sebagai IG lokal di Kementan

Estimated read time 2 min read

Mataram (Antara) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan survei dan kajian terhadap karakteristik Kurma Datu, varietas lokal yang ditanam dengan sistem tumpangsari di Provinsi Lombok Utara.

Pemimpin BRIDA NTB Lal Suryadi mengatakan, pihaknya sedang berupaya mendaftarkan varietas kurma dari daerahnya sebagai sumber daya genetik asli ke Kementerian Pertanian (Komentan).

“Kita perlu menyediakan berbagai data dan informasi untuk mengusulkan geografi lokal (IG),” ujarnya di Mataram, Selasa.

Berbagai data dan informasi yang perlu dilengkapi antara lain ketinggian tempat tanam, jenis tanah, suhu dan kondisi cuaca, sistem perakaran, bentuk bunga, dan rasa kurma.

Pak Suryadi mengatakan, penelitian sistem tumpang sari dan registrasi varietas lokal bertujuan untuk mendukung komersialisasi produk unggulan di NTB.

Dikatakannya, kami sedang mempelajarinya hingga akhir tahun ini karena proses pendataannya juga akan dilakukan di Pulau Simbawa.

Sekelompok petani sawit, yang tergabung dalam Yayasan Yukwa Datu, telah menanam berbagai varietas kurma selama 10 tahun, termasuk Ajawa, Suksari, dan Tunis.

Ribuan batang sawit yang ditanam di lahan seluas 10 hektar di Lombok utara sudah berbuah pada tahun keenam, dengan hasil 15 kilogram per tandan, atau 150 kilogram per batang.

Pada bulan Oktober 2023, kurma yang dibudidayakan dibawa ke Abu Dhabi untuk berpartisipasi dalam Penghargaan Kurma Internasional Khalifa dan Acara Inovasi Pertanian. Jenis kurma Datu asal Lombok Utara menduduki peringkat ke-7 dalam Pameran Kurma Internasional.

Kurma Lombok Utara kembali diundang oleh Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) untuk berpartisipasi dalam Acara Khalifa International Date Awards dan Inovasi Pertanian yang diadakan di Abu Dhabi International Exhibition Center (ADNEC). Mulai tanggal 26 hingga 28 November 2024.

Suriyadi mengamati bahwa popularitas pohon datu telah terpublikasi secara luas baik di dalam negeri maupun internasional, yang dapat menimbulkan risiko terkait dengan risiko pencurian sumber daya genetik asli.

Mengingat banyaknya kasus pencurian sumber daya genetik asli di Indonesia, penelitian yang dilakukan BRIDA bekerja sama dengan BRIN, Bapeda Universitas Lombok Utara, dan Universitas Mataram bertujuan untuk menyelidiki kasus serupa di Datu Tanggal. Ini akan mencegah hal ini terjadi. Sejenis kurma yang tumbuh di Pulau Lombok bagian utara.

“Setelah data terkumpul, varietas lokal baru bisa didaftarkan awal tahun depan,” kata Suriyadi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours