Guru Besar IPB: Omega 3 susu ikan lebih tinggi dibanding susu sapi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Profesor Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Humsan mengatakan kandungan omega-3 pada susu ikan lebih tinggi dibandingkan sumber protein susu lainnya, termasuk susu sapi, dan bermanfaat untuk perkembangan otak pada anak.

Susu ikan terbuat dari ikan yang kemudian diambil konsentrat proteinnya, kemudian protein tersebut dicampur dengan bahan lain sehingga menghasilkan produk serupa susu, kata Ali kepada ANTARA melalui pesan suara di Jakarta, Rabu.

“Susu ikan ini mengandung omega-3 yang lebih unggul dari susu konvensional (susu sapi) dalam hal kecerdasan,” lanjutnya.

Ali mengatakan kandungan omega-3 pada ikan memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah satunya menunjang fungsi otak.

Selain itu, ikan juga dapat meningkatkan kinerja kognitif pada anak, sehingga konsumsi ikan pada anak disarankan untuk merangsang perkembangan otak dan meningkatkan kecerdasan.

Nutrisi utama pada susu sapi adalah kalsium, karena protein pada susu sapi tidak terlalu tinggi, kata Ali.

“Jika kita kemudian mengganti susu sapi dengan susu ikan, apakah susu ikan akan memberikan jumlah kalsium yang sama dengan susu sapi?” Dia melanjutkan.

Menurut Ali, produk susu ikan lebih banyak mengandung omega-3 dibandingkan susu sapi. Namun susu ikan juga perlu diimbangi dengan nutrisi penting lainnya, termasuk kalsium, untuk memastikan produk tersebut memiliki manfaat lebih dibandingkan susu sapi.

Dengan begitu, susu ikan yang disebut-sebut akan menjadi salah satu menu makan siang gratis di pemerintahan mendatang ini cocok dihidangkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak sekolah.

“Jika susu ikan (menjadi makanan sehari-hari), kita juga perlu mempertimbangkan seberapa ekonomis produk tersebut setara dengan susu sapi perah,” ujarnya.

Selain mempertimbangkan kandungan gizinya yang penting, pengolahan susu ikan juga harus dilakukan dengan hati-hati agar rasanya sesuai dengan selera masyarakat.

Ia juga berpendapat, ketersediaan sumber daya ikan untuk membuat susu ikan harus sesuai bagi mereka yang mendapat bantuan makan siang gratis.

“Kalau itu (susu ikan) bagian dari suplemen untuk menutupi kekurangan (susu sapi), cobalah, tapi mungkin tidak akan menggantikan susu sapi,” katanya.

Lebih lanjut, Ali mengatakan susu ikan telah diuji di laboratorium dan tidak menunjukkan efek samping apa pun setelah dikonsumsi.

Dibandingkan dengan susu sapi yang kurang cocok dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa, susu ikan aman dikonsumsi semua orang.

“Sejauh ini kami menemukan produk ikan aman dan tidak menyebabkan intoleransi seperti produk susu,” ujarnya.

“Di sisi lain dari intoleransi laktosa, ikan relatif aman,” tambah Ali.

Meski dinilai lebih aman dan sudah diuji di laboratorium, Ali menegaskan sebaiknya produsen susu ikan juga melakukan pengujian sampel langsung dengan sekelompok kecil orang untuk memastikan keamanannya.

Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan risiko dan efek samping di masa depan.

“Saat susu ikan diperkenalkan ke masyarakat, harus ada penelitian yang lebih detail mengenai aspek gizi dan penerimaan masyarakat,” saran profesor tersebut. Ali Khomsan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours