Stevani sang emas perdana Papua Pegunungan

Estimated read time 5 min read

Banda Aceh (ANTARA) – Pendayung gunung Papua Stevani Maysche Ibo tampak sangat percaya diri dengan arus Kolam Keulling, Aceh Besar, saat menaiki anak tangga jembatan, Rabu.

Cuaca di Waduk Keulling tampak lebih bagus dibandingkan pada lomba kayak dan kano 1000m hari Selasa dari babak penyisihan hingga semifinal.

Saat seleksi babak semifinal, angin kencang cukup menyulitkan peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh dan Sumut 2024 mengatasi ombak di lapangan 1.000 meter tersebut.

09:20 WIB Stevani diketahui mendarat di sebuah sampan berwarna merah yang bertuliskan nama spesialnya dan nama bayinya Michaila Shaqueen di jantungnya. Pedayung gunung Papua Stevani Maysche Ibo melakukan selebrasi usai menjuarai final dayung individu 1000m putri pada PON Aceh-Sumut 2024, Rabu (09/04/2024). Medali emas diraih Stevani Maysche Ibo dengan catatan waktu 3 menit 48 detik, medali perak diraih pedayung Sulawesi Barat Ramla B (3 menit 51 detik), dan medali perunggu diraih Cinta Priendtisca Nayomi dari DKI Jakarta. waktu 3 menit 53 detik. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa. (ANTARA FOTO / SYIFA YULINNAS)

Stevani bukanlah “pendatang baru” dalam lomba kano PON. Stevani adalah seorang pendayung, 2016. Pernah meraih dua emas dan satu perak di ajang PON Jabar.

Dua medali emas dipersembahkan Stevani untuk kampung halamannya di Papua saat tampil di hadapan pendukungnya di Olimpiade 2020. Di ajang PON Papua.

Selanjutnya: Perjalanan Panjang Perjalanan Panjang

Stevani Asei berasal dari Desa Pulau Asei, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Karena rumahnya dekat dengan Danau Sentani, tempat latihan para pendayung Papua, Stevani tinggal jauh dari dunia dayung.

Apalagi saat pamannya Rudolph Ohee, mantan pendayung Papua, mengetahui bakat terpendam Stevani. Pelatih Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Papua (PPLP) Rudolph Ohee membekali Stevani dengan menu latihan untuk meningkatkan kemampuannya sebagai pendayung.

Karir Stevani menanjak dan mencapai puncaknya saat mengikuti pelatihan nasional Indonesia (pelatnas) pada tahun 2018. untuk Asian Games Jakarta-Palembang.

Kesempatan itu dibayar Stevani setelah menyerahkan medali perak kepada Merah Putih pada lomba perahu naga 200m.

Pengalamannya yang matang di ajang internasional dan medali yang diraih di dua kejuaraan PON tak membuat Stevanis bisa dengan mudah mengikuti tahun 2024. Aceh dan Sumut di kompetisi PON.

Usai membela Provinsi Papua pada dua edisi PON, Stevani mengaku tak mendapat panggilan balik dan akhirnya memutuskan menerima undangan provinsi baru Daerah Otonomi Baru Dataran Tinggi Papua (dob). Stevani Maysche Ibo telah meraih beberapa medali di berbagai kompetisi, termasuk pada tahun 2018 Asian Games di Jakarta-Palembang dan 2019 SEA Games di Filipina. (ANTARA/Muhammad Ramdan)

“Papua tidak memanggil saya Gunung Papua karena tahun lalu hanya berkembang dan menggandeng saya, mempekerjakan saya, karena Gunung Papua tidak digunakan, maka Gunung Papua mengundang saya untuk mewakili Gunung Papua,” kata M. Stevani kepada wartawan.

Stevani mengatakan dia juga mengambil istirahat dua tahun dari mendayung untuk merawat keluarga dan bayinya, Mikhaila Shague, yang kini baru berusia satu tahun.

Pada tahun 2024 PON Aceh-Sumut akan menjadi leg pertama yang menandai kembalinya Stevani dalam karier dayung yang menelurkan tinta emas beberapa tahun lalu.

Jelang PON pertama yang digelar di dua provinsi tersebut, Stevani mengaku baru akan memulai latihan pada April mendatang. Latihan personal di Danau Sentani tidak konsisten hingga akhirnya Stevani memutuskan bergabung dengan tim Jabar untuk mencari pesaing dan menerapkan pola latihan yang sama.

“Saya latihan sejak bulan April, tapi bulan April saya labil karena anak belum genap satu tahun. Saya mulai konsisten latihan sejak Mei, saya masuk tim Jabar tanggal 28. Tapi saya mulai latihan ya, saya mulai latihan intensif. 4 Juni,” kata Stevani.

Berikutnya: Emas Pertama, Emas Pertama

Stevani Keuliling menuturkan, waduk tersebut lebih tenang dibandingkan ombak di Aceh Besar. Marisa Selviyana Ansaka (Papua), Cinta Priendtisca Nayomi (Jakarta), Ramla B (Sulawesi Barat), Fajriah Nurbayan (Jawa Barat) dan Sabrina Ayesha Putri (Jambi) bertarung dengan lima pesaing di final kayak 1000m putri. Stevani menunjukkan bahwa kerja keras mereka selama hampir lima bulan akan menjadi gelombang besar untuk dilalui.

Melangkah ke 250 meter pertama, Stevani menunjukkan waktu 44,63 detik. Rekor ini unggul 1,8 detik dari posisi kedua Cinta Priendtiška. Stevani semakin memperbaiki catatan waktunya dengan catatan waktu 1 menit 31,84 detik atau unggul 1 menit 34 detik dari Ramla B yang menyalip Cinta di pertengahan balapan.

Pada lomba 250 meter terakhir, selisih waktu semakin melebar setelah posisi kedua Cinta dan Ramla tak mampu menyalip Stevani.

Pada akhirnya Stevani unggul 3 menit 48,475 detik atas Ramla B yang finis pertama dengan 3 menit 51,544 detik. Sedangkan Cinta Priendtisca harus puas di posisi ketiga setelah melambat di akhir balapan hingga finis dengan catatan waktu 3 menit 53 detik. Pendayung dataran tinggi Papua Stevani Maysche Ibo memamerkan medali emas kanonya pada nomor kano 1000m putri PON Aceh-Sumut 2024 di Waduk Keuliling, Aceh Besar, Rabu (09/04/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)

Emas pertama yang diraih Stevani di nomor 1000m putri tentu menjadi pertanda bahwa pemain berusia 27 tahun itu masih tampil tegar sebagai penakluk ombak. Selain itu, medali emas yang diraih Stevani juga menjadi medali emas pertama bagi Provinsi Dataran Tinggi Papua yang ditandai sebagai debutan di PON.

“Mungkin dulu medalinya diberikan ke keluarga. Tapi sekarang saya punya anak, jadi motivasi (berkompetisi) mungkin untuk anak-anak, dan medali ini saya persembahkan untuk anak saya, Saqueen,” kata Stevani.

Ke depan, Stevani belum memutuskan apakah akan terlalu memperhatikan persiapan ajang multinasional tersebut. Namun, ia mengungkapkan ingin fokus di Dataran Tinggi Papua untuk memperebutkan angka yang masih diperjuangkan. Atlet kelahiran Jayapura, 26 September 1996 ini, tak menutup kemungkinan kembali mengikuti pelatnas jika dipanggil PODSI.

Stevani berharap para atlet Gunung Papua ke depan bisa terinspirasi untuk mengikuti jejaknya dengan menulis dengan tinta emas baik di ajang nasional maupun internasional.

“Kalau saya, saya atlet lama, saya hanya mewakili Gunung Papua karena mereka provinsi baru. Jadi, mungkin dengan prestasi saya ke depan, akan ada atlet-atlet baru dari Gunung Papua yang bisa mengikuti jejak saya (prestasi) di mendayung,” kata Stevani.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours