Biden berupaya bertahan di tengah desakan mundur dari Pilpres AS

Estimated read time 4 min read

Jakarta (ANTARA) – Dibandingkan sejarah panjang debat Pilpres Amerika 2024, dunia menunjukkan peristiwa kontroversial yang bisa saja kualitas pertanyaannya menurun.

Outlet media Amerika, Politico, menilai debat presiden pada tanggal 27 Juni antara Presiden AS saat ini Joe Biden dan lawannya, mantan Presiden AS Donald Trump, sebagai “kinerja calon presiden terburuk dalam semua debat dalam sejarah Amerika baru-baru ini.” .

Secara politis, Biden telah menarik perhatian dengan jawaban-jawabannya yang singkat, tidak berarti, dan pernyataannya yang mengecewakan. Sementara Trump yang kerap menjadi sorotan karena berbagai kebohongannya, menampilkan gaya berdebat yang lebih terkendali.

Mengutip sekutu, donor, dan beberapa mantan anggota tim Biden, Reuters menyalahkan buruknya kinerja Biden sebagai penyebab kelelahan yang dialami pemimpin AS berusia 81 tahun itu.

Biden menghabiskan 6 hari sebelum debat di Camp David (tempat peristirahatan presiden AS) dan mengalami “kesepian”. Sebelum Camp David, Biden melakukan beberapa perjalanan resmi internasional, termasuk ke Prancis dan Italia, selama periode 14 hari.

Beberapa orang yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan Biden tidak memiliki cukup waktu istirahat untuk pergi ke tempat pemungutan suara dan jika kondisi fisiknya buruk, Biden juga bisa terkena flu ringan karena konflik zona waktu akibat perjalanan jauh.

Alhasil, Biden tampil di panggung Savala dengan wajah sangat pucat, sebagian rambutnya disebut tidak terawat, dan suara lantang tak membantu meningkatkan kualitas debatnya.

Pertanyaan dari Bay

Dengan hasil buruk tersebut, banyak pihak yang mempertanyakan apakah Biden layak ikut serta dalam seluruh proses pencalonan presiden AS tahun ini.

Faktanya, beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS, termasuk Lloyd Doggett dan Raul Grijalva, secara terbuka meminta Presiden AS Joe Biden untuk mundur dari pencalonan presiden setelah kinerjanya yang buruk dalam debat pertama dengan Donald Trump.

Grijalva mengutip surat kabar “New York Times” yang mengatakan bahwa sekarang adalah kesempatan untuk mencari kandidat lain, agar Biden dapat mundur dari pemilihan presiden ini dan memainkan peran sebagai presiden partai Demokrasi.

Selain anggota Partai Demokrat AS, ada juga donor dari Partai Demokrat, termasuk Abigail Disney, yang berencana menghentikan sementara donasi ke Partai Demokrat hingga Biden lengser dari jabatannya.

Abigail, cucu pendiri Walt Disney Company, mengatakan donasi dihentikan menyusul buruknya kinerja Biden dalam pemilu presiden. Abigail pun melihatnya sebagai bentuk realisme, ketika ia mengatakan kepada CNBC bahwa jika Biden tidak mengundurkan diri, Partai Demokrat akan kalah.

Biden sendiri saat bertemu dengan gubernur Partai Demokrat mengatakan dirinya telah menjalani pemeriksaan kesehatan usai pertandingan dan hasilnya menunjukkan dirinya dalam keadaan sehat.

Anggota keluarga, termasuk istrinya, Jill Biden, membenarkan suaminya akan terus mencalonkan diri sebagai presiden kali ini.

Ubah gambar

Pertanyaan menarik lainnya adalah siapa pengganti Biden dalam pertarungan melawan Trump di pemilu presiden?

Financial Times melaporkan bahwa reaksi keras dari para donor telah mendorong beberapa pihak untuk mencari pengganti Biden. Dua kandidat yang disebutkan adalah Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dan Gubernur Kalifornia Gavin Newsom.

Selain itu, nama Wakil Presiden AS Kamala Harris dianggap sebagai pengganti Biden.

Namun, beberapa sponsor lain memperingatkan bahwa mengganti Biden dengan seseorang seperti Whitmer atau Newsom dapat menyebabkan “perang saudara” di dalam Partai Demokrat AS.

Jajak pendapat online Reuters/Ipsos yang dilakukan pada 1-2 Juli terhadap 1.070 responden menemukan bahwa hanya ibu negara Presiden Barack Obama, Michelle Obama, yang mengungguli Donald Trump.

Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa Michelle Obama akan mendapatkan 50% dan Trump 39% jika hasilnya dibandingkan satu sama lain dengan margin kesalahan plus atau minus 3,2 poin persentase.

Menurut survei, sangat sedikit nama di luar Partai Demokrat yang mampu menarik cukup banyak pemilih untuk mengalahkan Trump dalam pemilu presiden AS.

Misalnya, Wakil Presiden Kamala Harris hanya menerima 42% dukungan ketika ia mencalonkan diri melawan Trump, kalah tipis dari Trump, yang memperoleh 43% dukungan.

Kandidat lainnya, seperti Newsom, yang tertinggal 3 poin persentase dari Trump, dan Whitmer, yang tertinggal 5 poin persentase dari Trump, bernasib lebih buruk.

Namun, direktur komunikasi Michelle Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mantan ibu negara Amerika Serikat itu tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden.

Biden sendiri akan segera memimpin KTT Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) di Washington pada 9-11 Juli.

Sekutu curiga

Dengan sedikitnya pidato kontroversial, kecil kemungkinan para pemimpin sekutu akan meragukan Biden.

Tentu saja kritik dan kecurigaan tidak akan ditujukan kepada Presiden AS, namun penilaian para pemimpin negara lain dapat mempengaruhi aktivitas komunikasi dan kerja sama yang dilakukan oleh organisasi perjanjian pertahanan tersebut.

Selain itu, NATO saat ini menghadapi krisis dalam mendukung Ukraina dalam konfliknya melawan Rusia.

Analis politik Keith Preston seperti dikutip kantor berita Rusia Sputnik mengatakan bahwa keputusannya untuk mundur dari pencalonan presiden pada akhirnya adalah keputusan pribadi presiden sendiri.

Menurut Preston, keputusan-keputusan ini bergantung pada banyak hal lain seperti kesehatan Biden, kebugaran politik, dan wawancara dengan orang kepercayaan dan anggota keluarga Biden.

Apapun keputusan pencalonan Biden, dunia pasti akan menantikannya, karena peristiwa seperti pemilu presiden AS akan berdampak besar pada berbagai aspek politik dunia.

Redaktur: Achmad Zaenal M.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours