Rasa Keingintahuan Besar, Gen Z Mudah Terjerumus ke Hal Negatif

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Generasi Z atau Generasi Digital merupakan generasi yang saat ini sudah terbiasa dengan dunia digital. Mereka dengan cepat dan mudah memahami perkembangan teknologi digital. Membanjirnya alat digital dan akses terhadap informasi menciptakan banyak peluang dan tantangan.

Salah satu kelebihan generasi digital (Gen Z) dibandingkan generasi lainnya adalah kemampuan tersebut lebih mudah diaktifkan untuk kegiatan pembelajaran seperti membuat animasi atau membuat tampilan pembelajaran yang lebih menarik.

Namun peluang ini mempunyai tantangan tersendiri. Karena rasa ingin tahu Gen Z yang begitu tinggi, mereka juga mudah terjerumus pada hal-hal negatif seperti pornografi dan jaringan terlarang, jelas Noviana Itiningram, Kepala Bidang SMA dan SLB Cholok Raya Wilayah III. Cabang Pelayanan Pendidikan, Selasa (10/9/2024) kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

Karakter Gen Z yang mudah dipelajari dan serba cepat memudahkan mahasiswa dan alumni dalam mengakses dan memperkaya materi pembelajaran, kata Noviana. Tantangannya adalah banyaknya misinformasi dan hoaks yang dapat menimbulkan permasalahan hukum dan sosial, tambahnya.

Dalam diskusi virtual bertajuk “Tips dan Trik Cara Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital,” Noviana memaparkan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam menyikapi peluang dan tantangan yang ada, termasuk infrastruktur dan kebijakan. Berikutnya sumber daya manusia dan lembaga pendidikan, biaya, kesiapan siswa dan lingkungan sosial.

Di akhir pemaparannya, Noviana berpesan kepada para mahasiswa untuk memanfaatkan media digital secara cerdas, hati-hati, cerdas, kreatif dan inovatif.

“Ekspresikan diri secara positif, gunakan manajemen waktu, dan jangan lupa bersosialisasi di dunia nyata,” ujar Novyana di hadapan siswa yang mengikuti diskusi dengan menggunakan jam tangan di sekolahnya.

Banyak sekolah di Solok Selatan dan sekitarnya antara lain SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 9, SMAN 10, dan SMAN 11 Solok Selatan, SMAN 1 Pantai yang melakukan debat online. Sermin, SMAN 1 Koto diatas, SMAN 1 Kupung, SMAN 1 Singarak, SMAN 1 Danau Kembar, SMAN 1 Bayung Sekaki, SMAN 1 Bukit Sundi, SMAN 1 Lemba Kumanti, SMAN 1 Pancer, TMAN 1 Gunang, Gunang.

Narasumber lainnya, Septa Dinata, dosen Universitas Paramedina Jakarta, berpesan kepada mahasiswa untuk mewaspadai phishing. Sebab, menurutnya, phishing dapat mencuri informasi pribadi dan merusak perangkat.

“Selalu waspada terhadap email, web pop-up, robocall atau SMS berisi kabar baik dan buruk yang tidak terduga, permintaan data pribadi dan lampiran lain yang tidak diketahui,” jelas Septa Dinata.

Sementara itu, pelatih dan mentor TI Ardiansyah menghimbau siswa untuk memahami hak-hak digital dan tanggung jawabnya. Namun hak asasi manusia memastikan bahwa setiap warga negara dapat mengakses, menggunakan, membuat dan mendistribusikan media digital.

Menjaga hak atau nama baik orang lain itu penting. Begitu pula dengan menjaga keamanan negara, ketertiban umum, atau kesehatan dan moral masyarakat, jelas Artiansya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours