Citilink sterilisasi seluruh armada pesawat cegah MPox

Estimated read time 3 min read

Tangerang (Antara) – Maskapai penerbangan Indonesia Citilink mensterilkan seluruh pesawatnya sebagai antisipasi mewabahnya penyakit cacar merah (mpox).

“Pesawat kami diperiksa secara berkala dan juga dilakukan pemberian obat-obatan rutin pada pesawat untuk memastikan tidak menular atau ada penumpang yang terluka akibat MPox,” kata Presiden ( Direktur) PT Citilink Indonesia Dewa Kadek Rai di Tangerang, Rabu . .

Ia mengumumkan, langkah pengamanan akan terus diterapkan secara berkala sebagai bagian dari kenyamanan dan keselamatan penumpang yang menggunakan pesawatnya.

Deva bahkan menjelaskan, sterilisasi dilakukan dengan penyemprotan disinfektan khusus di area pesawat sesuai standar kerja dan prosedur yang berlaku.

Selain itu, Citilink juga melakukan berbagai upaya pencegahan MPox, antara lain dengan penggunaan filter HEPA (High Efficiency Particulate Arrestors), yaitu penyaring udara di seluruh armadanya yang mampu menyaring debu dan polusi tinggi. . .

“Yang bisa kami lakukan sebenarnya adalah melaporkan dan yang kedua memberikan saran dari pemerintah terhadap laporan penumpang yang melintasi dunia,” ujarnya.

Telah diumumkan bahwa berdasarkan formulir perlindungan MPox, calon penumpang, terutama yang melakukan perjalanan dari Singapura, Kuala Lumpur, Penang dan lainnya, harus mengisi formulir konsumsi SatuSehat secara sehat dan melewati formulir pernyataan mandiri sebelum tiba di Indonesia.

“Penumpang harus mengisi formulir yang sudah disiapkan secara digital di ketiga pos pemeriksaan di luar negeri. Di dalamnya sudah disiapkan QR code yang harus diunduh dan diisi, sehingga sesampainya di Indonesia, penumpang tidak perlu menunggu lama di loket untuk mendapatkan tiket. tiba,” katanya.

Sementara itu, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, telah mengikuti sistem kesehatan dengan meningkatkan suhu tubuh (thermal scanner) untuk mencegah terjadinya infeksi. . Tanggung jawab penyakit.

Senior Manager Komunikasi dan Hukum Bandara Soekarno-Hatta M. Holik Muardi mengatakan, pemasangan alat pendeteksi panas tersebut merupakan langkah memperbaiki situasi otoritas bandara dalam menghadapi wabah MPox verus.

“Kami telah melakukan banyak tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran penyakit campak di Bandara Soekarno-Hatta. Kami bekerja sama dengan Balai Besar Kesehatan Masyarakat (BBKK) dan banyak pihak terkait untuk memastikan seluruh penumpang yang masuk ke Indonesia telah melalui pemeriksaan yang ekstensif dan tepat. proses dengan prosedur kesehatan yang ditetapkan.”

Dengan menjaga kesehatan dan keselamatan penumpang dan staf bandara, tindakan pencegahan diperkuat dan difokuskan pada deteksi dini, pengelolaan yang tepat, dan penyediaan fasilitas yang sesuai.

“Untuk mencegah ancaman penyebaran virus merah, Bandara Soekarno-Hatta telah banyak menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi terkait,” ujarnya.

Kemitraan ini dirancang untuk memastikan seluruh kasus campak dapat didiagnosis dan diobati dengan cepat dan tepat. Kerjasama antara pihak bandara dan pemangku kepentingan lainnya memastikan adanya proses pengobatan yang komprehensif, mulai dari deteksi dini hingga pengobatan lebih lanjut.

Salah satu langkah yang dilakukan jika ditemukan dugaan penyakit campak di area kedatangan internasional adalah dengan memisahkan penumpang yang terdata memiliki gejala dengan penumpang lain.

“Penumpang yang diduga menderita penyakit campak akan dibawa ke tempat isolasi sementara yang disiapkan khusus di bandara. Di ruang isolasi ini, penumpang akan diperiksa lebih lanjut oleh tim kesehatan yang selalu menunggu selama 24 jam.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours