Kehebatan Rudal Balistik Fath-360 Iran, Bikin Ukraina dan Sekutu Kalang Kabut

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – AS marah besar saat mengetahui Iran mengirim ratusan rudal ke Rusia. Rudal-rudal ini dilaporkan telah diubah menjadi pesawat tempur SU-35.

Kekhawatiran Amerika, seperti halnya negara-negara NATO lainnya, cukup beralasan. Pasokan rudal Iran ke Rusia merupakan ancaman nyata bagi Ukraina. Dengan kemampuan senjata tersebut, Rusia sangat leluasa menghancurkan sasaran-sasaran vital musuhnya.

Kyiv Independent melaporkan pada Kamis (12/9/2024) bahwa Iran mungkin telah memasok empat jenis rudal berbeda ke Rusia. Yakni, dua jenis rudal jarak pendek, Ababil dan Fath-360, serta dua jenis rudal jarak pendek, Fateh-110 dan Zolfaghar. Iran dikonfirmasi akan mengirim Fath-360 ke Rusia.

Rudal balistik Fath-360 Iran

Fath-360 adalah rudal balistik jarak pendek dengan hulu ledak 150 kilogram. Seperti semua rudal balistik, rudal ini digerakkan dengan roket dan diluncurkan tinggi ke atmosfer sebelum kembali ke sasarannya.

Rudal-rudal ini hanya dipandu pada tahap awal peluncurannya, sehingga mungkin tidak seakurat rudal jelajah, namun mereka memiliki keuntungan karena mencapai kecepatan yang sangat tinggi ketika mendekati sasaran, terkadang lebih dari 3.200 kilometer per jam. Tidak ada yang meragukan daya ledaknya.

Bagaimana Rusia memanfaatkan hal ini?

Jangkauan Fath-360 yang mencapai 120 kilometer mengungkapkan kemungkinan rencana Rusia untuk senjata tersebut. Karena ini adalah sistem taktis, Moskow kemungkinan akan menggunakannya untuk menyerang aset-aset penting di Ukraina.

“Misalnya, jika mereka telah mengidentifikasi pangkalan logistik, depo, angkatan udara, atau sistem pertahanan udara yang berjarak 120 kilometer dari garis depan dan ingin segera menyerang, maka sistem jenis ini sangat berguna,” kata Fabian Hinz. peneliti pertahanan dan analisis militer Institut Internasional untuk Studi Strategis.

“Waktu reaksi mereka sangat singkat, sangat cepat, jauh lebih cepat dibandingkan drone.”

Menurut Hintz, dengan mendapatkan Fath-360 berarti Rusia kini bebas menggunakan rudal yang lebih mahal dan memiliki jangkauan lebih jauh, seperti Iskander, untuk serangan jarak jauh terhadap Ukraina.

Namun fokusnya tidak hanya pada sasaran militer Ukraina yang berada dalam jangkauan rudal Fath-360, tetapi juga pada kota-kota seperti Kharkiv dan Sumy, yang terletak hanya 30 kilometer dari perbatasan Rusia.

Apa yang bisa dilakukan Ukraina mengenai hal ini?

Semakin banyaknya rudal balistik di tangan pasukan Rusia merupakan masalah besar bagi Ukraina. Karena kecepatannya yang tinggi, ia hanya bisa ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara tercanggih, salah satunya sistem Patriot buatan Amerika.

Melindungi kota-kota Ukraina dari serangan rudal balistik jarak pendek berarti hanya wilayah yang relatif kecil yang perlu dijangkau, namun peningkatan serangan semacam itu di sepanjang garis depan akan membebani pertahanan udara yang sudah tegang.

Ukraina saat ini memiliki setidaknya empat Patriot, dan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pihaknya membutuhkan 25 unit untuk melindungi langit di seluruh negeri. Ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar. Satu rudal Patriot bisa berharga 2 hingga 4 juta dolar.

Iran akan membayar mahal atas tindakan ini. AS, Inggris, Perancis dan Jerman mengumumkan sanksi lebih lanjut dalam pernyataan bersama pada 10 September.

Ketiga negara tersebut mengatakan mereka akan mengambil langkah-langkah baru dan signifikan terhadap Iran jika penyerahan tersebut terjadi.

Pernyataan bersama tersebut mengatakan mereka akan segera mengambil tindakan untuk membatalkan perjanjian layanan udara bilateral dengan Iran dan mengupayakan sanksi terhadap Iran Air, maskapai penerbangan nasional negara tersebut.

Entitas dan individu yang terlibat dalam program rudal balistik Iran dan transfer rudal balistik serta senjata lainnya ke Rusia juga akan dikenakan sanksi. “Tindakan ini mewakili eskalasi yang dilakukan Iran dan Rusia dan menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan Eropa,” kata pernyataan bersama itu.

Menurut Hinz, Iran percaya bahwa sanksi yang dikenakan layak untuk ditanggung demi mendapatkan dua hal yang sangat dibutuhkannya: uang dan teknologi militer. “Rezim Iran mempunyai masalah keuangan yang besar dan mereka bisa menghasilkan banyak uang,” katanya.

“Dan jika Anda melihat dokumen yang bocor mengenai harga (kamikaze Shahed), mereka meminta harga yang sangat tinggi, jadi saya rasa harganya sangat mahal.”

Dalam hal teknologi militer, Iran telah lama mencari jet tempur Su-35 dan sistem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia, meski belum menerimanya dari Moskow. “Jadi mereka mendapat banyak keuntungan,” kata Hinz.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours