Begini manfaat teknik pernapasan dengan kerucutkan bibir

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter kesehatan dr. Fridolin Seto Pandu mengungkapkan, teknik pernapasan mengejar bibir (lip-pursed breath) bermanfaat untuk mengurangi sesak napas dan meningkatkan oksigenasi darah, terutama pada kondisi udara yang tidak sehat akhir-akhir ini.

Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, dia menjelaskan teknik tersebut dilakukan dengan menghirup udara melalui hidung selama dua detik. Kemudian hembuskan perlahan melalui bibir berbentuk kerucut selama empat detik.

“Olahraga ini banyak manfaatnya, seperti mengatur pola pernapasan, memperkuat otot pernapasan, mengurangi sesak napas, dan meningkatkan kadar oksigen dalam darah,” ujarnya.

Seto mengatakan, kondisi udara semakin tidak sehat, dan masyarakat tidak bisa sepenuhnya menghindari aktivitas di luar ruangan sehingga meningkatkan peluang tertular penyakit pernafasan.

“Gunakan masker saat berada di luar ruangan, meskipun hanya sebentar. “Seperti berangkat kerja atau sekolah, makan siang di luar, jalan-jalan di trotoar,” ujarnya.

“Harus memakai masker karena pasti terpapar debu dan asap kendaraan saat di jalan,” ujarnya.

Mengutip data situs pemantauan kualitas udara IQAir, kualitas udara DKI Jakarta pagi ini masuk kategori tidak sehat dan masih menjadi kota paling tercemar di dunia dengan kualitas udara tertinggi kedua di dunia.

Jakarta memiliki indeks kualitas udara (AQI) sebesar 174, angka partikel halus (PM) sebesar 2,5, dan konsentrasi polutan sebesar 88,2 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi ini setara dengan 17,6 kali nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kemudian dia mengingatkan, selain di luar rumah, polusi udara juga terjadi di dalam ruangan. Penggunaan bahan pembersih kimia, sisa pembakaran dapur, dan penggunaan furnitur yang mudah mengumpulkan debu, seperti karpet dan gorden, juga menjadi penyebab polusi di dalam rumah.

Untuk itu, Seto menyarankan agar warga rutin membersihkan rumahnya menggunakan filter udara dengan filter HEPA untuk mengurangi partikel debu, alergen, dan polutan lainnya.

“Pilihlah bahan pembersih yang berbahan alami atau tidak mengandung VOC yang dapat mengiritasi saluran pernapasan, serta pastikan rumah memiliki jendela dan ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara yang optimal, terutama di dapur dan kamar mandi,” ujarnya. dikatakan.

Kemudian, pada perayaan HUT RI ke-79, Setos mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mencapai kemandirian dengan cara menjaga bahaya pencemaran udara, menjaga kesehatan paru-paru, dan memperbaiki pola hidup. untuk memperkuat sistem pernapasan.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mencegah risiko penyakit pernafasan, termasuk kanker paru-paru dan kanker lainnya seperti tenggorokan dan faring.

Dan nasofaring.

Salah satu aktivitas sederhana yang bisa dilakukan adalah jalan kaki (jogging).

Atau berenang.

“Lakukan secara rutin minimal 30 menit setiap hari dan 5 kali dalam seminggu. Olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan tubuh secara umum serta meningkatkan fungsi paru-paru,” ujarnya.

Cara mengurangi risiko terkena penyakit pernafasan selanjutnya adalah dengan memperbaiki pola hidup agar daya tahan tubuh tetap kuat dan andal melawan infeksi saluran pernafasan.

Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan tubuh mendapat istirahat yang cukup, sekitar delapan jam setiap malam, menjaga tingkat stres, tetap terhidrasi, minum cukup air, mengonsumsi makanan sehat, dan memberi nutrisi pada tubuh dengan vitamin C, vitamin D, dan zinc. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours