Landak Jawa Spesies Hewan Endemik yang Menyeret Warga Bali ke Penjara

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Warga Badung, Bali, I Nyoman Sukena, harus menghadapi kenyataan pahit saat duduk di lingkungan Lapas PN Denpasar karena nekat merawat satwa yang dilindungi. Pria ini telah membuktikan keberadaan landak jawa, salah satu spesies tikus yang kini terancam punah.

Landak jawa merupakan satwa yang dilindungi sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.106 Tahun 2018 tentang perlindungan tumbuhan dan satwa.

Bahkan IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengklasifikasikannya sebagai Least Concern, LC (Low Risk), yaitu kategori spesies yang telah dinilai namun tidak termasuk dalam kategori apapun.

Hewan dengan nama ilmiah (Hystrix javanica) yang dilansir Jurnal Alam ini merupakan salah satu spesies tikus dari suku Hystricidae yang endemik di Indonesia.

Landak jawa termasuk dalam kelompok hewan pengerat endemik Indonesia. Ciri yang membedakan spesies ini adalah warnanya yang coklat kehitaman dan tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu halus (seperti mamalia lainnya), bulu taktil, dan duri.

Landak jawa banyak dijumpai di hutan, dataran rendah, kaki bukit, dan kawasan pertanian. Makanan landak jawa bisa berupa rumput, daun, ranting, akar, buah-buahan, sayuran, bahkan landak bisa mengunyah tanduk rusa untuk memenuhi kebutuhan mineral tubuhnya.

Ciri fisik khas landak jawa adalah tubuhnya ditumbuhi bulu yang lembut (seperti bulu mamalia lainnya), bulu taktil, dan duri.

Bulu-bulu halus dan duri terdapat di seluruh tubuh landak, kecuali hidung, moncong, telinga, dan telapak kaki. Fungsi rambut lembut adalah melindungi dari panas dan dingin, membantu mengatur proses homeostatis tubuh, dan berperan sebagai reseptor sensorik.

Ada bulu hitam putih yang enak disentuh di bawah hidung dan pipi landak.

Rambut taktil adalah rambut khusus yang tumbuh dari folikel subkutan. Vesikel ini dikelilingi oleh saraf yang merespons rangsangan mekanis seperti sentuhan atau gerakan.

Kepala, badan, dan ekornya ditutupi duri tebal dan kaku yang panjangnya bisa mencapai 20 cm. Durinya berwarna coklat atau hitam, seringkali dengan garis putih pada duri landak. Setiap bulu pada tubuh landak menempel pada kulit. Tulang belakang terhubung dengan otot yang bertugas menarik tulang belakang ke atas (tensor) ketika ancaman mendekat.

Duri pertahanan landak menegang ketika merasa terancam oleh pemangsa. Landak dapat melontarkan duri pertahanan ke tubuh mangsanya ketika ada predator yang mendekati landak.

Duri pertahanan ini bisa menonjol dan menempel pada tubuh predator.

Paku yang hilang akan diganti dengan paku baru. Duri baru ini akan tetap ada atau tertanam di kulit hingga tumbuh sempurna. Pertumbuhan duri baru akan serupa dengan proses pertumbuhan rambut normal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours