Djokovic targetkan rekor Grand Slam di US Open

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Baru saja meraih kemenangan mendebarkan di Olimpiade, Novak Djokovic mengincar rekor baru Grand Slam di AS Terbuka mulai Senin (26/8), namun penantang gelarnya adalah Janic Sinner. New York menghadapi pertanyaan mengenai hasil tes doping yang positif.

Juara bertahan Djokovic bisa bergabung dengan Jimmy Connors, Pete Sampras dan Roger Federer untuk meraih gelar kelima untuk menjadi juara era Terbuka tertua di turnamen tersebut.

Petenis berusia 37 tahun itu akan memenangkan 25 gelar Grand Slam, melampaui jumlah gelarnya saat ini yaitu 24 gelar dan menyamai Margaret Court.

Turnamen besar terakhir tahun ini menjadi titik balik bagi Djokovic.

Dia gagal mempertahankan gelar Australia Terbuka dari Sinner, dan dia kehilangan salah satu peringkat dunia.

Sedangkan Carlos Alcaraz menjuarai Prancis Terbuka dan kemudian mengalahkan Djokovic di final Wimbledon.

Namun, Djokovic kembali ke lapangan tanah liat di Roland Garros dan mengejutkan Alcaraz di final Olimpiade.

Kemenangan di Paris menjadikannya pemain kelima yang memenangkan Gold Slam dan medali emas Olimpiade di keempat event.

Kemenangan tersebut menghilangkan keraguan banyak orang yang melihat Serbia sebagai pemain lemah di era baru dengan Sinner yang berusia 23 tahun dan Alcaraz yang berusia 21 tahun masih menjadi pusat perhatian.

Djokovic, yang menjalani operasi pada lutut kanannya pada bulan Juni, menggambarkan kemenangannya di Olimpiade sebagai “prestasi olahraga yang luar biasa”.

Kemenangan tersebut merupakan gelar profesionalnya yang ke-99.

“Untuk menghadapi pemain berusia 37 tahun, 21 tahun, yang mungkin merupakan pemain terbaik di dunia, Roland Garros, pemenang Wimbledon berturut-turut, saya dapat mengatakan itu adalah pencapaian terbesar dalam olahraga saya,” kata Djokovic. pada hari Kamis, menurut AFP.

Tapi Sinner mencapai Grand Slam terakhir musim ini setelah memenangkan Cincinnati Masters.

Namun, kemenangan itu dibayangi oleh berita bahwa ia dinyatakan positif dua kali tes di awal musim.

Clostebol, steroid anabolik yang dilarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA), ditemukan pada korban.

Namun Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) mengeluarkan larangan jangka panjang setelah menerima komentar bahwa zat tersebut telah terdeteksi oleh anggota tim pendukung karena kontaminasi.

“Sekarang saya telah melupakan masa sulit dan malang ini,” kata Sinner.

Nick Kyrgios dari Australia mengatakan “konyol” memberikan lampu hijau kepada Sinner untuk terus berkompetisi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours