Kamis pagi, Jakarta urutan ketiga kualitas udara terburuk di dunia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kualitas udara Jakarta pada Kamis pagi tergolong tidak sehat bagi kelompok kritis dan menduduki peringkat ketiga kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.40 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta menduduki peringkat ketiga dan peringkat 151 kategori tidak sehat untuk pencemaran udara PM2,5 dan 54,5 mikrogram per meter kubik.

Angka tersebut berarti tingkat udara tidak sehat bagi kelompok yang terkena dampak karena dapat merugikan manusia atau kelompok hewan dan dapat merusak tanaman atau dekorasi.

Sedangkan kategori baik artinya kadar udara tidak berdampak terhadap kesehatan manusia atau hewan dan PM2.5 pada kisaran 0-50 tidak berdampak terhadap vegetasi, bangunan, atau keindahan. Baca juga: IDAI anjurkan anak perbanyak makan buah-buahan saat polusi udara tinggi. Lalu, kelompok menengah adalah kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan melainkan tumbuhan yang terpengaruh keindahan dan kualitas PM2.5. pada 51–100. Kemudian, paparan pada kelompok yang sangat tidak sehat dengan kisaran PM2.5 200-299 atau kualitas udara dapat membahayakan kesehatan beberapa kelompok. Terakhir, udara berbahaya (300-500) atau udara halus seringkali dapat membahayakan kesehatan manusia. Kota yang paling tercemar adalah Kinshasa, diikuti oleh Kongo-Kinshasa di peringkat 218, Lahore di peringkat ke-2, Pakistan di peringkat 156, Lima di peringkat ke-4, Peru di peringkat 126, Delhi di peringkat ke-5, India di peringkat 122, dan Accra di peringkat ke-5. , Ghana di 117. Baca juga: Pencemaran Jakarta, DLH DKI pantau 68 cerobong asap industri, disusul Santiago di peringkat ketujuh, Chile 116, Dhaka kedelapan, Bangladesh 111, dan Kota Medan di Indonesia 107, nomor 1 sepuluh Manama, Bahrain 99.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menambah jumlah Pusat Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) untuk mengidentifikasi sumber pencemaran udara di Jakarta sehingga permasalahan tersebut dapat teratasi. Kami berharap dapat terus meningkatkan kualitas udara dan kenyamanan seluruh warga Jakarta, kata Asep Kuswanto, Direktur Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta.

Menurut dia, seiring berjalannya waktu, DLH DKI Jakarta akan menambah jumlah stasiun pemantauan kualitas udara di seluruh Jakarta. Baca juga: Pakai Masker Saat Keluar Karena Udara Jakarta Paling Buruk Di Dunia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours