Ghana berbagi praktik baik bidang kesehatan di IAF ke-2

Estimated read time 2 min read

Badung (ANTARA) – Presiden Republik Ghana, Nana Akufo-Addo, menyampaikan praktik baik untuk meningkatkan sistem kesehatan negaranya pada Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 yang digelar di Badung, Bali, Senin.

“Saya ingin berbicara tentang isu yang menjadi inti misi ini; kekayaan melalui kesehatan, perjalanan progresif Ghana menuju pembangunan dan kemakmuran,” kata Presiden Akufo-Addo.

Ia menegaskan, kesehatan masyarakat Ghana menjadi pusat upaya membangun kesejahteraan bangsa.

Masyarakat yang sehat tidak hanya merupakan keharusan moral tetapi juga merupakan kebutuhan ekonomi untuk produktivitas, inovasi dan pertumbuhan serta merupakan dasar bagi perekonomian yang dinamis dan berkelanjutan.

Upaya untuk membangun sistem kesehatan yang baik mendorong pemerintah untuk memperluas akses terhadap layanan kesehatan primer melalui sanitasi dan mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak melalui pembentukan Sistem Asuransi Kesehatan Nasional (NHIS) pada tahun 2003.

Penetapan rencana tersebut menandai momen penting dalam memastikan hak seluruh warga Ghana atas layanan kesehatan, terlepas dari status ekonomi mereka, kata Presiden Akufo-Addo.

“Saat ini, kemajuan dalam pengembangan NHIS mencakup sekitar 65 persen populasi kita, menjadikannya salah satu sistem asuransi kesehatan paling sukses di benua Afrika,” katanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, mereka juga telah melakukan perbaikan dalam pemberian layanan kesehatan dengan penekanan pada pembangunan sistem yang tangguh dan mampu menahan fluktuasi ekonomi dan keadaan darurat kesehatan.

Ia mengatakan pemberian layanan kesehatan yang terdesentralisasi secara signifikan meningkatkan hasil kesehatan, terutama di daerah pedesaan.

Sementara itu, Ghana juga terus berupaya menurunkan angka kematian ibu dari 580 per 100.000 pada tahun 1990 menjadi 310 per 100.000 pada tahun 2023.

“Kami juga membuat kemajuan dalam menurunkan angka kematian bayi dari 127 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 41 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2023 dengan meningkatkan kapasitas kita dalam menanggapi keadaan darurat kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Mengusung tema “Semangat Bandung untuk Agenda Afrika 2063”, Indonesia ingin menjadikan Semangat Bandung hasil Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sebagai landasan bagi kelanjutan pengembangan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika di masa depan. .

Beberapa kerja sama yang akan diprioritaskan dalam forum tersebut antara lain kerja sama transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

Hasil spesifik yang diharapkan dapat dicapai mencakup perjanjian antar pemerintah atau perjanjian business-to-G-to-G, G-to-B dan B-to-B, serta Rencana Pembangunan Besar Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan pihak ketiga. negara-negara melalui kerja sama trilateral, menargetkan kesepakatan perdagangan hingga US$ 3,5 miliar (sekitar Rs 54,69 triliun).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours