Rano Karno minta dukungan ke FBR

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno meminta dukungan Forum Ras Betawi (FBR) untuk memenangkan Pilkada Jakarta 2024.

Hal tersebut disampaikan Rano Karno saat mengunjungi kediaman Ketua Umum FBR Jabodetabek, KH Lutfi Hakim di Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Jumat.

Rano Karno yang sudah lama mengenal Kiai Luthfi mengaku berencana berkunjung ke kediaman Kiai Luthfi.

“Tadi saya telepon Kiai Encik, saya ingin kita tetap silaturahmi. Kiai Encik bilang oke, itu Doel Jumaat modya jengkol,” ujarnya.

Rano juga meminta bantuan kepada Kiai Lutfi yang mencalonkan diri sebagai wakil gubernur Jakarta.

“Aku bilang cing, sekarang aku sudah disuruh ke desaku, bantu aku. Pak Kiai mengiyakan, saya akan bantu di kemudian hari, tapi saya tidak berjanji. Ya, seperti itu, makanya saya melakukannya. ‘Aku bermain,'” katanya.

Pria yang kerap disapa Bang Doel ini mengaku berbagi tugas dengan Perwakilan Gubernur Pramono Anung untuk mensejahterakan masyarakat Jakarta, mengingat wilayah Jakarta sangat luas.

“Hari ini Mas Pramono pergi ke tempat lain, jadi saya datang ke sini. Saya harus kerja karena Jakarta besar, masalah terbesar kita adalah masa-masa sulit,” ujarnya.

Karena itu, Bang Doel mengaku tidak bisa mengunjungi setiap desa mengingat waktu krusial pemilu provinsi yakni 27 November 2024.

“Kami pergi ke desa yang kami pikir akan kalah (meremehkan), jadi kami menang,” katanya.

Sementara itu, Ketua FBR Jabodetabek, KH Lutfi Hakim mengatakan, pihaknya belum bisa mendukung pasangan Pramono-Rano Karno karena FBR punya mesin.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno didampingi Ketua Pengurus Forum Betawi Rempug (FBR) KH Lutfi Hakim saat memberikan keterangan pers di rumah Lutfi di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (6/9/2024). ANTARA/Syaiful Hakim

Namun, ia berharap Rano Karno bisa menyampaikan keinginan masyarakat Betawi karena Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara (IKN).

Jadi dulu selalu dikatakan ibu kota negara, jadi tidak diperhatikan hak-hak masyarakat Betawi, ujarnya.

Dengan demikian, setelah Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota, hak-hak masyarakat Betawi sebagai masyarakat utama Jakarta diharapkan tetap diperhatikan.

“Penting untuk mendorong segera hadirnya Perda tentang Lembaga Adat dan Pemajuan Kebudayaan Betawi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours