BPS catat penduduk miskin turun jadi 9,03 persen pada Maret 2024

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 0,33 poin persentase dibandingkan Maret 2023, menjadi 9,03 persen dari sebelumnya 9,36 persen.

Persentase penduduk miskin akan berkurang sebesar 0,33 persen pada Maret 2023, kata Plt Sekretaris Jenderal BPS Imam Machadi di Jakarta, Senin.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 mencapai 25,22 juta jiwa, berkurang 0,68 juta jiwa dibandingkan Maret 2023 sebanyak 25,90 juta jiwa.

Berdasarkan wilayah, penurunan angka kemiskinan terjadi di perkotaan dan perdesaan, dan penurunan di perdesaan lebih besar dibandingkan perkotaan.

Angka kemiskinan di perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,43 persen, sedangkan di perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,20 persen.

Namun demikian, masih terdapat perbedaan yang cukup besar antara perkotaan dan perdesaan, dimana angka kemiskinan di perdesaan mencapai 11,79 persen dibandingkan 7,09 persen di perkotaan.

Sedangkan jika dibandingkan dengan kondisi sebelum epidemi, tingkat kemiskinan di perdesaan lebih rendah dibandingkan sebelum epidemi. Padahal di perkotaan angkanya masih lebih tinggi dibandingkan sebelum epidemi.

Angka kemiskinan perdesaan pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 0,81 persen dibandingkan September 2019. Sedangkan di perkotaan lebih tinggi 0,53 poin persentase dibandingkan September 2019.

Sekadar informasi, penentuan status miskin suatu penduduk ditentukan oleh garis kemiskinan. Garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar Rp582.932 atau meningkat 5,90% dibandingkan Maret 2023.

Garis kemiskinan perkotaan sebesar Rp601.871 atau lebih tinggi dibandingkan garis kemiskinan pedesaan sebesar Rp556.874.

Jika dilihat dari perubahannya, kenaikan garis kemiskinan perkotaan pada Maret 2023 hingga Maret 2024 sebesar 5,72 persen atau lebih kecil dibandingkan kenaikan garis kemiskinan di perdesaan yang sebesar 6,06 persen.

Berdasarkan komponennya, peran produk makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peran produk non makanan.

Pada Maret 2024, peran komoditas pangan mencapai 74,44 persen, sedangkan komoditas non-makanan menyumbang 25,56 persen terhadap garis kemiskinan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours