Pemprov DKI siapkan 1.400 ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia 

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menyiapkan 1.400 kotak berisi telur nyamuk Aedes aegypti bernama Wolbachia yang akan ditempatkan di kawasan Kembangan Utara, Jakarta Barat mulai akhir September.

Plt. Direktur Pencegahan Penyakit Departemen Kesehatan DKI Jakarta, Dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. untuk webinar langsung di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Rabu.

Maryati mengatakan, perkembangbiakan nyamuk akan dipantau setiap dua minggu sekali. Ia berharap jumlah penduduk bertambah sehingga penyakit demam berdarah (DBD) di wilayah DKI Jakarta bisa berkurang.

Selain itu, dalam melacak telur-telur tersebut, ada peran orang tua asuh, khususnya yang ingin membiarkan tanah atau rumahnya dipenuhi ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti.

“Kadang-kadang ember yang ada di lapangan atau di luar rumah bisa tertendang, atau mungkin akan turun hujan, sehingga perlu adanya orang tua asuh yang memantau ember-ember yang berisi telur ber-Wolbachia tersebut agar telur-telur tersebut bisa saja berasal dari nyamuk yang ber-Wolbachia. Maryati menjelaskan: “Akan diganti setiap dua minggu sekali.

Nantinya akan ada pengelola atau petugas Puskesmas yang mendaftar dan bersedia menjadi induk nyamuk.

Maryati mengatakan, penelitian yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan bahwa pemanfaatan nyamuk Aedes aegypti pembawa Wolbachia dapat menurunkan angka kejadian penyakit demam berdarah hingga 77%. Setelah itu, terjadi penurunan jumlah pasien di rumah sakit sebesar 86%.

“Aedes aegypti membawa virus Wolbachia, artinya di dalam tubuh nyamuk terdapat bakteri Wolbachia. Menurut penelitian, pada nyamuk yang membawa virus Wolbachia, ketika virus dengue masuk, virus tersebut tidak berkembang. Kemungkinan virus dengue tersebut adalah nyamuk. menular kepada manusia karena adanya nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia dapat dikurangi dan risikonya sangat rendah”.

Jakarta Barat merupakan wilayah yang berbatasan dengan DKI dan menjadi kota kelima di Indonesia yang menggunakan teknologi tersebut. Sebelumnya, teknologi serupa juga digunakan di kota lain seperti Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang.

“Luar negeri, dan ekspor seperti Malaysia, Singapura, China dan masih banyak negara lainnya,” kata Maryati.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours