Mali Putuskan Hubungan dengan Ukraina, Buntut Pembantaian 84 Tentara Bayaran Rusia

Estimated read time 2 min read

BAMAKO – Pemerintah Mali langsung mengumumkan akan memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina.

Langkah ini dilakukan setelah dinas intelijen Kiev mengakui pihaknya terlibat dalam pembantaian 47 tentara Mali dan 84 tentara bayaran Wagner Rusia dua pekan lalu.

Sebelumnya, kelompok pemberontak Tuareg di Mali utara mengatakan mereka membunuh 84 tentara bayaran Wagner Rusia dan 47 tentara Mali selama berhari-hari pertempuran sengit di utara negara Afrika Barat itu.

Ini merupakan kekalahan terberat bagi kelompok Wagner sejak mereka turun tangan dua tahun lalu untuk membantu otoritas militer Mali melawan kelompok pemberontak.

Namun, Andriy Jusov, juru bicara badan intelijen militer Ukraina (GUR), mengatakan dalam komentar yang dimuat di situs Suspilne pada Senin, 29 Juli 2024, bahwa pemberontak Mali telah memperoleh informasi yang diperlukan untuk melakukan serangan tersebut.

Komentar tersebut menyinggung keterlibatan Kiev dalam pembantaian tentara pemerintah Mali dan tentara bayaran Wagner.

“Para pemberontak mendapatkan semua informasi yang mereka butuhkan, bukan hanya informasi yang memungkinkan (mereka) melakukan operasi militer yang sukses melawan penjahat perang Rusia. Tentu saja, kami tidak akan menjelaskan secara rinci sekarang – Anda akan melihat lebih banyak tentang hal itu di masa depan. , “katanya.

Pemerintah Mali menanggapinya dengan mengatakan: “Kami mendengar pernyataan subversif ini dengan sangat terkejut.”

– Yusov diduga mengakui keterlibatan Ukraina dalam serangan pengecut, berbahaya dan biadab yang dilakukan kelompok teroris bersenjata yang mengakibatkan kematian anggota pasukan pertahanan dan keamanan Mali, lanjut pernyataan pemerintah Mali, dikutip Reuters. Senin (8 Mei 2024).

– Tindakan pemerintah Ukraina melanggar kedaulatan Mali, lebih dari sekadar campur tangan asing, yang sudah dapat dikutuk, dan merupakan dukungan yang jelas terhadap agresi Mali dan terorisme internasional, tambah pemerintah Mali.

Tanggapan pemerintah Mali juga mengacu pada komentar yang dibuat oleh duta besar Ukraina di Senegal, Guinea, Guinea-Bissau, Pantai Gading dan Liberia.

Kementerian Luar Negeri Senegal pada hari Jumat memanggil duta besar Ukraina Yuri Pyvovarov atas sebuah video yang menurut kedutaan Ukraina diunggah ke halaman Facebook-nya, di mana Pyvovarov memberikan dukungan tegas dan tanpa syarat terhadap serangan teroris di Mali.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours