Acha Septriasa Kecewa setelah 2 Kali Pilih Presiden Jokowi, Kini Tak Percaya Lagi

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Acha Septriasa baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya setelah Joko Widodo (Jokowi) terpilih menjadi presiden sebanyak dua kali. Diakuinya, kepercayaan dirinya terhadap kepemimpinan Jokowi berubah drastis dari awalnya percaya penuh hingga kini merasa tidak percaya diri.

Acha Septriasa melalui Instagram berbagi berita dari media asing tentang nepotisme dalam upaya Jokowi membangun dinasti politik. Ia kemudian mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Jokowi yang dirasa akan mencoreng nama baiknya di akhir masa jabatannya.

“Setelah mencium nama pemimpin kita ‘katanya’, berakhir tragis,” tulis Acha, Sabtu (24/08/2024) di akun Instagram @septriasaacha.

Siapa sangka, rasa frustasi ini bukan hanya terjadi pada mereka yang berbeda pilihan. Tapi mereka yang memilih juga frustasi, lanjutnya.

Foto/Instagram oleh Acha Septriasa

Foto/Instagram oleh Acha Septriasa

Artis berusia 34 tahun itu mengkritik berbagai kebijakan pemerintah seperti UU Cipta Kerja dan Tapera. Acha juga menilai Jokowi sudah kehilangan arah dalam memimpin.

“UU Cipta Kerja, Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA), serta perubahan UU Pemilu melalui Mahkamah Konstitusi,” jelasnya.

“Saat ini pilkada berakhir masih belum jelas. Nanti akan diambil keputusan seperti apa,” lanjutnya.

Bintang film Hart itu menandai akun Instagram pribadi Jokowi @jokowi dan menilai ayah Keisang Pangarep dikuasai kekuasaan. Apakah dia lupa? Apakah kekuasaan benar-benar mengatur keinginan manusia dengan begitu buruk? tanya Acha.

“Jadi, apa yang kamu inginkan dari semua ini? Kalau kamu mati, yang tersisa hanya satu nama. Apakah ini Pak @Jokowi, nama yang ingin kamu tinggalkan?” Dia menambahkan.

Pemilik nama asli Jelita Septriasa mengatakan kepercayaan awalnya terhadap Jokowi kini telah memudar. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara apa yang beredar di media sosial dengan kenyataan di lapangan.

Ia menilai keluaran Jokowi seringkali bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya dan menimbulkan keraguan atas kepeduliannya terhadap rakyat.

“Saya mulai merasa bahwa apa yang Anda posting di media sosial selalu berbeda dengan keadaan di lapangan. Apa yang Anda inginkan untuk orang-orang dalam pertemuan dan wawancara dengan jurnalis sepertinya berbeda dengan apa yang Anda rencanakan di Istana,” ujarnya.

“Benarkah semua rumor tersebut hanya untuk menyingkirkan ‘orang baik’? Dulu saya berpikir begitu. Sayangnya sekarang tidak lagi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours