Dokter spesialis anak ingatkan gizi seimbang demi perkembangan motorik

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Dokter Anak. Amanda Soebadi, Sp.A(K), MMed (ClinNeurophysiol) mengingatkan para orang tua bahwa gizi seimbang berperan dalam perkembangan motorik anak.

Bentuk pemberian makannya sesuai dengan tumbuh kembang anak, misalnya anak usia 1 tahun sudah tidak makan bubur lagi, kata Sekretaris Unit Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Amanda dalam diskusi online di Jakarta, Selasa.

Menurut Amanda, dampak nutrisi terhadap perkembangan motorik anak berkaitan dengan otak yang merangsang gerakan motorik. Besar kecilnya dan jumlah sambungan antar sel saraf otak dipengaruhi oleh gizi yang seimbang dan cukup.

Amanda mengingatkan, tidak ada makanan atau suplemen tertentu yang bisa membuat perkembangan motorik anak menjadi prima atau di atas rata-rata.

Tak hanya nutrisi yang baik, stimulasi juga penting untuk perkembangan motorik anak. Gaya pengasuhan orang tua berpengaruh terhadap motivasi.

“Anak yang digendong sendiri dan tidak diberi kesempatan bereksplorasi dalam pengawasan akan berbeda dengan anak yang diberi kesempatan bereksplorasi lebih banyak,” jelas Amanda.

Anak-anak membutuhkan aktivitas fisik yang sesuai dengan usianya. Misalnya, jika bayi Anda bisa tidur tengkurap dengan kepala terangkat, ia bisa bermain dalam posisi tersebut.

Saat kepalanya terangkat, bayi bisa menoleh ke samping, tidak mendongak seperti saat sedang tidur.

“Jika kita memberikan mainan, ia mendapatkan pengalaman sensorik sentuhan yang juga penting untuk perkembangan motoriknya,” kata Amanda.

Gizi dan pola asuh orang tua merupakan dua dari empat faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan motorik anak. Selain itu, faktor lingkungan dalam perkembangan motorik anak meliputi penyakit dan status sosial ekonomi keluarga, yang dapat mempengaruhi praktik pemberian makan dan pola pengasuhan yang optimal.

Perkembangan motorik anak juga dipengaruhi oleh faktor genetik yang tidak dapat diubah yaitu genetika, psikologi, kelahiran prematur dan kelainan bawaan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours