Ekonomi Rusia di Ambang Bencana Demografi, Populasi Terancam Berkurang Setengah

Estimated read time 2 min read

Moskow – Perekonomian Rusia disebut-sebut berada di ambang bencana demografi yang dapat menyebabkan populasi negara tersebut menyusut pada pertengahan atau akhir abad ini. Perkiraan ini diberikan oleh Atlantic Council, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington, DC.

Para peneliti menegaskan, penurunan populasi di Rusia sudah berlangsung lama. Menurut data Bank Dunia yang dilansir Business Insider, pertumbuhan populasi di Rusia secara keseluruhan telah melambat selama 10 tahun terakhir.

Penurunan ini semakin parah setelah pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Menurut sumber intelijen Amerika, jumlah orang yang tewas dalam perang Rusia akan mencapai 300.000 orang pada akhir tahun 2023. Selain itu, dilaporkan sekitar satu juta warga Rusia meninggalkan negaranya setelah Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.

Menurut perkiraan Institut Ekonomi dan Sains Rusia, pertumbuhan populasi meningkatkan beban perekonomian Rusia seiring dengan menyusutnya angkatan kerja. Pada akhir tahun 2023, Rusia akan mengalami kekurangan 5 juta pekerja.

Rusia kini dikatakan beralih ke pekerja migran untuk melengkapi sektor tenaga kerjanya. “Pemerintahan Putin tampaknya tidak terlalu khawatir mengenai pengurangan separuh populasi Rusia pada akhir abad ini,” kata para peneliti dalam sebuah laporan minggu ini.

“Kecuali para pemimpin Rusia dapat mengembangkan dan membiayai kebijakan yang lebih efektif, satu-satunya solusi terhadap penurunan populasi adalah kombinasi aneksasi wilayah non-Rusia dan/atau imigrasi dari Asia atau Afrika,” jelasnya.

Menurut laporan tersebut, seiring menyusutnya populasi Rusia, peran imigran akan semakin penting dalam pemulihan ekonomi.

Menurut para ahli, penurunan jumlah penduduk dapat menimbulkan beberapa masalah bagi perekonomian Rusia, seperti penurunan pertumbuhan dan produktivitas. Dewan Atlantik memperkirakan bahwa pada tahun 2026, perekonomian Rusia akan tertinggal dibandingkan perekonomian Indonesia seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

“Pilihan Putin mengenai waktu invasi militer ke Ukraina mungkin mencerminkan pemahaman bahwa situasi demografis (dan ekonomi) Rusia tidak akan membaik dalam dua dekade mendatang. Namun, perang mengubah krisis yang berkembang menjadi bencana,” tambah mereka.

Perekonomian Rusia pada awalnya tidak kokoh, terutama karena invasi ke Ukraina menjadi semakin mahal dan ikatan ekonominya dengan pasar global terputus. Moskow sedang menuju resesi yang parah pada akhir tahun ini, kata ekonom UC Berkeley sebelumnya kepada Business Insider, mengutip jatuhnya perdagangan energi Rusia dan melemahnya dolar AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours