Ilmuwan Yakin Bumi 466 Juta Tahun Lalu Punya Cincin

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Penelitian terbaru memberikan perspektif baru mengenai masa lalu Bumi dengan asumsi Bumi memiliki sistem cincin sekitar 466 juta tahun lalu. Hipotesis ini dapat menjelaskan sejumlah fenomena geologi dan iklim yang sebelumnya membingungkan para ilmuwan.

BACA LEBIH LANJUT – Monster rawa raksasa penguasa dunia kuno ditemukan

Menurut penelitian ini, pada awal periode Ordovisium, Bumi mungkin memiliki cincin yang mirip dengan Saturnus.

Cincin-cincin ini mungkin terbentuk dari puing-puing yang mengorbit Bumi, mungkin akibat tumbukan besar dengan asteroid atau komet. Ada beberapa alasan ilmiah yang mendukung hipotesis ini:

Terdapat sekitar 21 kawah tumbukan dari periode ini yang terletak dalam jarak 30 derajat dari ekuator bumi. Hal ini tidak sesuai dengan sebaran kawah di planet lain seperti Bulan atau Mars.

Secara umum, kawah tubrukan di Bumi tersebar merata karena pengaruh angin dan faktor lainnya. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika Bumi memiliki cincin, puing-puing dari cincin tersebut dapat meningkatkan frekuensi tabrakan di dekat ekuator.

Profesor Andy Tomkins dan timnya menganalisis material tersebut untuk mengidentifikasi kemungkinan kawah tumbukan dari periode Ordovisium.

Mereka mengecualikan wilayah yang tidak cocok untuk membuat kawah, seperti wilayah yang terkubur oleh tanah atau es, atau wilayah yang terkena aktivitas tektonik. Hasilnya menunjukkan sebaran kawah sesuai dengan keberadaan cincin yang mengelilingi bumi saat itu.

Jika Bumi memiliki cincin pada saat itu, dampaknya tidak hanya akan meningkatkan jumlah kerusakan. Cincin dapat mempengaruhi iklim global dengan cara berikut:

Cincin ini dapat memantulkan atau menyaring sebagian sinar matahari yang mencapai bumi sehingga mempengaruhi suhu dan iklim global. Hal ini mungkin menjelaskan periode perubahan cuaca atau suhu yang tidak biasa yang tercatat dalam catatan geologi pada waktu itu.

Debu dan puing-puing dari cincin tersebut dapat mempengaruhi atmosfer bumi, mengubah komposisi dan kekuatan atmosfer. Hal ini dapat mempengaruhi aliran air, suhu dan bahkan pola angin global.

Selain pengaruh cuaca dan iklim, keberadaan sistem cincin juga dapat mempengaruhi evolusi kehidupan. Perubahan iklim dan serangkaian dampaknya akan menciptakan kondisi lingkungan yang berbeda, memfasilitasi evolusi spesies dan mungkin mempercepat atau memperlambat perkembangan kehidupan selama periode Ordovisium.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memverifikasi hipotesis ini dan memahami implikasinya secara lebih rinci. Jika terbukti benar, temuan ini akan mengubah cara kita memahami sejarah bumi dan cara kerja planet kita.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours