Biden Sebut Trump Tunduk pada Putin, Singgung soal Diktator

Estimated read time 2 min read

WASHINGTON – Presiden AS Joe Biden menuduh pendahulunya Donald Trump tidak layak menduduki jabatan panglima tertinggi, dengan mengatakan Trump “tunduk” dan “diktator”.

Presiden yang akan keluar itu berbicara di Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago pada Senin (19/8/2024) untuk mendesak para pemilih mendukung pencalonan Wakil Presiden Kamala Harris pada pemilu November.

Bulan lalu, tokoh senior partai menekan Biden untuk mundur dari pencalonan setelah debat melawan Trump gagal.

Biden menggunakan cerita tentang Trump yang diduga menyebut tentara Perang Dunia I yang dikuburkan di Eropa sebagai “pecundang” untuk menyerang Trump, dengan mengatakan bahwa orang seperti itu tidak dapat memimpin militer AS.

“Tidak ada panglima tertinggi yang harus tunduk pada diktator seperti Trump yang tunduk pada Putin. Saya belum pernah melakukannya, dan saya jamin Kamala Harris tidak akan pernah melakukannya,” tegas Biden.

Trump melanggar kebijakan pendahulunya dari Partai Demokrat, Barack Obama, dengan memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menerima bantuan militer, sehingga meningkatkan ketegangan dengan Rusia mengenai niat NATO untuk menjadikan Ukraina sebagai anggota blok yang dipimpin AS.

Pada tahun 2021, Moskow mengusulkan pembekuan ekspansi NATO untuk mengatasi kekhawatirannya, namun Washington mengatakan Rusia tidak dapat mendikte siapa yang bergabung dengan NATO.

Kandidat presiden dari Partai Republik itu sekarang mengklaim dia dapat mengakhiri permusuhan yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, yang meletus pada Februari 2022 di bawah pemerintahan Biden.

Trump diduga bermaksud menggunakan bantuan Amerika ke Kyiv untuk memaksakan konsesi di pihaknya. Biden berjanji untuk mendukung Ukraina melawan Rusia “selama diperlukan” untuk mengalahkannya.

Selama pidatonya di Chicago, Biden mendapat pujian karena berhasil menyatukan anggota NATO Eropa untuk mendukung Ukraina.

Ia mengklaim bahwa orang-orang Eropa memandang Rusia dengan “ketakutan” sejak zaman Napoleon.

Trump berpendapat bahwa bergaul dengan para pemimpin asing, termasuk mereka yang mungkin disebut sebagai diktator, adalah hal yang baik bagi seorang presiden karena membantu meredakan ketegangan dan mencegah konflik yang tidak perlu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours