Presiden minta masalah Kadin diselesaikan secara internal

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta permasalahan yang terjadi di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) diselesaikan dengan baik di internal organisasi.

Presiden menegaskan, dirinya tidak ikut campur dalam urusan internal Kadini.

“(Kadin) itu bukan organisasi politik, ini organisasi bisnis, jadi saya mencari solusi di dalam Kadin dengan baik. Area Islamic Center Indonesia di Aula Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa.

Pak Jokowi menginformasikan bahwa: selama hampir 10 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia, beliau mempunyai hubungan dengan Ketua Senat Kadi yang terhormat, namun Pak. Suryo Bambang Sulisto, Rosan Roeslani hingga Arsjad Rasjid.

“Selama 10 tahun saya mengabdi, saya dekat dengan Kadi, tidak hanya sekali dua kali datang ke kegiatan Kadi, dulu saya baik dengan Pak Suryo Bambang, baik dengan Pak Suryo Bambang. Rosan Roeslani, baik dengan Pak Arsjad. (Rasjid), baik dengan Pak Anin (Anindya Bakrie), semua baik-baik saja,” kata Presiden.

Apalagi, Kepala Negara siap menerima jika Arsjad Rashid atau Anindya Bakrie mau bertemu dengannya.

Namun, dia mengingatkan sekali lagi bahwa persoalan Kadian adalah urusan internal dan tidak boleh dikaitkan dengan presiden.

“Siapa pun terserah saya, saya terbuka dengan masalah apa pun, tapi sekali lagi, selesaikan masalah ini Kadini di dalam Kadini. Jangan lempar bola panas ke presiden.”

Sebelumnya Kadin Indonesia menyelenggarakan Munaslub 2024, Munaslub dapat terselenggara jika terdapat pelanggaran terhadap prinsip penyelenggaraan AD/ART.

Musyawarah Nasional Kadin Indonesia Tahun 2024 melantik Bapak. Anindya Bakrie adalah Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia yang baru.

Pak Arsjad Rasjid mengatakan penyelenggaraan munas tidak tepat. Arsjad Rasjid juga menyurati Presiden Jokowi soal Kongres Nasional.

Bapak Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa Musyawarah Nasional yang mengangkat Bapak. Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum tidak sah karena melanggar aturan dan ditolak oleh 21 kamar dagang provinsi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours