Jelaskan Sikap PKS di Pilkada 2024, Tifatul Sembiring Dirujak Netizen

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring memaparkan sikap PKS pada Pilkada 2024 melalui media sosialnya X (sebelumnya Twitter), @tifsembiring, pada Senin (19/8/2024). Sebab, kata mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pada masa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), masih banyak yang penasaran dengan sikap PKS.

“Apakah PKS sudah berubah? Banyak yang masih penasaran dengan sikap PKS di Pilkada 2024. Bismillahhirrahmanirahim,” cuit Tifatul mengawali penjelasannya.

Pertama, Insya Allah PKS tetap sama, tidak berubah. Prinsipnya Islam dan cita-citanya tetap terwujudnya Indonesia adil, makmur, dan bermartabat, lanjut politikus pecinta pantun itu.

PKS berada di rel dan koridor amanat reformasi berdasarkan Panchasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, lanjutnya, seraya menambahkan akan melakukan upaya serius untuk melakukan perubahan demi Indonesia yang lebih baik, serta melindungi rakyat. dan Republik Indonesia.

Maka PKS sebagai kumpulan elemen anak bangsa masuk ke kancah politik di Indonesia dengan melaksanakan ketentuan konstitusi dan aturan yang berlaku dalam sistem demokrasi, ujarnya.

PKS saat ini memiliki lebih dari 500 kader lulusan PhD di bidang Syariah, Fannia (Teknik) dan Ilmia (Ilmu Pengetahuan), tambahnya. “Majelis tertinggi di PKS yang beranggotakan 99 orang disebut SYURO MAJELIS. Idealnya, terdiri dari unsur syariah 50%, Fanniyyah 25%, dan Ilmiyyah 25%,” jelasnya.

Dijelaskannya, keputusan strategis diambil melalui pembahasan di Dewan Siro. “Maaf PKS, tidak ada aturan seperti instruksi Ketum untuk hal-hal strategis. Semuanya dibicarakan,” ujarnya.

Terkait koalisi atau aliansi, dijelaskan bahwa PKS memiliki empat tingkatan yaitu aliansi ideologi, aliansi strategis, aliansi taktis, dan aliansi teknis. Dalam penyelenggaraan negara, lanjutnya, level koalisi tergolong strategis, seperti yang terjadi pada SBY pada periode 2004-2014.

“Adapun Pilakada ini, dalam pandangan PKS, hanya aliansi strategis. Bagaimana masyarakat lokal mendapatkan sandang, pangan, dan papan? “Bagaimana kemajuan pendidikan, dll,” ujarnya.

Sedangkan untuk aliansi teknis, kata dia, adalah aliansi kemanusiaan. “Kalau Kiai bilang, saya ‘Ukhuvwah Bashoriyah. Ini juga agak membingungkan, mengingat prinsip di atas, dalam upaya PKS di pilkada, ada yang bersifat taktis, tapi dievaluasi secara ideologis. Ada yang mengirimkan hadits ‘Ayatul Munafiq Tsalatsoon . “Dll,” katanya.

Pertimbangan lain, lanjutnya, Dewan Syariah Pusat PKS yang merupakan sejenis badan hukum juga memberikan pembinaan terhadap aturan ushulul fiqh. Begini: Kalau calonnya ada 4, semuanya bagus, pakai rumus ‘Man Ahsana Minhum’, pilih yang terbaik di antara mereka, jelasnya.

Namun, kata Tifatul, jika calon yang diajukan hanya dua orang, dan keduanya dinilai tidak memadai, maka gunakan klausul ‘Akhufud Dhururain’, mana yang paling sedikit kerugiannya. Yang penting harus ada kepemimpinan, harus dipilih, ujarnya.

Lanjutnya, pada sidang Pilkada 2024, PKS akan menyelenggarakan lebih dari 400 pilkada provinsi. “Semua menggunakan prinsip di atas. Ini adalah upaya maksimal yang bisa kita lakukan. Bagi teman-teman yang punya pendapat dan pilihan lain, silakan lakukan. Semoga mendapatkan pemimpin daerah yang terbaik dan senang dengan pilihannya. Mohon maaf, kami tidak bisa memuaskan semua orang dengan orang yang Anda cintai/ Cukup. Dan terima kasih,” tutupnya.

Tweet Tifatul diolok-olok warganet. “Maaf ustadz, saya salah satu pemilih @PKSejahtera dan sekarang sudah muak dengan PKS #ByePKS,” cuit akun @diedadara***.

Thifatul pun membalas cuitan netizen tersebut. “Iya gan, semoga dapat partai yang lebih baik dari PKS. Asal senang,” kata Tifatul.

“Dari bacaan saya, rata-rata pemilih PKS yang mengucapkan “selamat tinggal” tidak ingin menjadi pemilih partai lain. Tapi GOLPUT. Banyak pemilih PKS yang bersimpati dengan partai ini karena menentang rezim Jokowi. Dan sekarang saya kecewa, kata warganet @maymar* **tweet.

“Jadi PKS sudah lama salah kan??” Netizen lainnya men-tweet @you_are_***.

“Menurut kalian bagian mana yang salah.. atau idenya yang salah,” kata Tifatul disertai emoji tertawa.

“Sebaliknya, apakah dikritik memberi tahu pikiran seseorang apakah orang yang dikritik itu sehat atau tidak?” Jawab warganet @Si_Godzi***.

“Tapi dukung Dynasty???? Masih mantap, mantap daya isapnya,” cuit netizen “@Vysa***.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours