Bapanas: Kualitas pangan di Pasar Serpong bebas cemaran zat berbahaya

Estimated read time 3 min read

Tangsel, Banten (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan memastikan kualitas pangan di Pasar Serpong, Tangsel, Banten, tanpa kontaminasi zat berbahaya, setelah diperoleh hasil pengujian beberapa produk di pasar tersebut.

Dalam semangat Hari Keamanan Pangan Sedunia, Badan Pangan Nasional bersama OKKP di daerah akan memastikan keamanan pangan dengan melakukan tes cepat di Pasar Serpong, Tangsel, Banten hari ini, kata Direktur Pusat Data dan Informasi Pangan. . (Pusdatin) Bapanas Kelik Budiana di Tangsel, Selasa.

Kelik mengatakan uji coba makanan di Pasar Serpong dilakukan pada kepiting, bawang putih, bawang merah, dan wortel. Hasil pengujian menunjukkan tidak mengandung zat berbahaya dan tidak terkontaminasi pestisida.

Selain itu, sampel ikan tenggiri dan ayam tidak mengandung formaldehida.

Alhamdulillah, belum ada hasil quick test bahan kimia lain yang bagus untuk pestisida dan formaldehida. Artinya, para pengusaha di sini lebih baik menyimpan makanan, kata Kelik.

Namun Abapanas akan terus menciptakan usaha-usaha untuk menjaga kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat sebagai konsumen.

Kelik mengatakan, pemerintah melalui Bapanas berkomitmen menjaga dan memastikan pangan segar terdistribusi ke banyak daerah.

Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah pembentukan Unit Pengendalian Mutu Pangan (OKKP) di tingkat pusat dan kabupaten.

Menurut Pak Kelik, kerja sama dengan pemerintah daerah menjadi kunci untuk mengamankan pangan segar saat terjadi banjir.

Hal ini, lanjut Kelik, dipimpin oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam rangka memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia (WFSD) pada Juni lalu di Surabaya, Jawa Timur.

“Fokus baru ketahanan pangan saat ini merupakan kongkrit kepemimpinan Direktur Bapnas Bapak Arief Prasetyo Adi yang mengajak seluruh produsen pangan untuk bersinergi menciptakan cara baru mendapatkan pangan,” ujarnya.

Selain itu, masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan, seperti luas wilayah, jenis pangan segar, jumlah pangan segar yang akan diangkut, dan jumlah tempat yang akan didistribusikan. “Untuk itu kerjasama menjadi kunci keberhasilan,” kata Kelik.

Komitmen ini penting untuk dilaksanakan sesegera mungkin sehubungan dengan krisis perubahan iklim yang melanda dunia. Risiko ini dapat menyebabkan kerugian produksi dan meningkatkan volatilitas produk.

Akibatnya, ada kemungkinan penggunaan bahan berbahaya yang dapat meningkatkan masalah keamanan pangan. Dari itu semua, keamanan pangan tidak bisa dipisahkan dari keamanan pangan dan pangan.

Kelik mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan makanan yang terkontaminasi menyebabkan penyakit pada sekitar satu dari sepuluh orang setiap tahunnya. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan 200 jenis penyakit.

Akibatnya, kerawanan pangan di negara-negara berkembang dapat menyebabkan hilangnya produktivitas dan kesehatan hingga 110 miliar dolar per tahun.

“Menyikapi permasalahan keamanan pangan, tentunya Badan Pangan Nasional dan pemerintah daerah selalu mendatangi tempat-tempat distribusi pangan segar, seperti saat ini kita di Pasar Serpong,” kata Kelik.

Kelik menambahkan, berdasarkan informasi keamanan pangan terkini yang dikelola Bapanas, pada tahun 2023 akan dilakukan sebanyak 3.047 uji pasar yang meliputi 2.063 Pangan Baru Asal Tumbuhan (PSAT), 357 Pangan Baru Asal Hewan (PSAH), dan 1. total 627 Makanan Ikan Baru (PSAI).

Hasilnya 2.871 sampel negatif kerusakan berat dan sisanya positif dan segera dilanjutkan pengobatan, kata Kelik.

Namun pada Januari hingga Juni 2024, total uji pasar yang dilakukan sebanyak 1.385 PSAT yang meliputi 895 PSAT, 155 PSAH, dan 330 PSAI.

Dari hasilnya 1.290 negatif dan sisanya positif. Untuk sampel rapid test, OKKP akan melakukan pengujian ulang melalui laboratorium yang terakreditasi kemudian ditentukan penyebabnya dan memberikan pembinaan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours