JAKARTA – Semua negara yang ingin bergabung dalam kelompok BRICS tidak boleh ikut serta dalam sanksi ilegal sepihak. Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, seraya menekankan bahwa ini adalah kriteria utama Moskow untuk menyambut anggota baru. Berbicara pada konferensi pers di Moskow pada hari Selasa, diplomat tersebut menyoroti visi Rusia untuk ekspansi BRICS.
Ryabkov dikutip mengatakan, “Bagi kami, salah satu kriteria utama untuk bergabung dengan BRICS dan menyambut negara-negara mitra adalah kebijakan sanksi ilegal, tindakan sanksi ilegal terhadap peserta BRICS, pertama-tama, tentu saja, Rusia. menentangnya.” Russian Today, Rabu (19/6/2024).
Baca Juga: Putin Tiba di Korea Utara, Kim Jong Un Langsung Diterima
Sikap kuat anggota BRICS lainnya harus disambut dengan pemahaman penuh. Moskow berharap posisi seperti itu akan mempertahankan karakteristik inti seiring pertumbuhan kelompok tersebut di masa depan.
“Tidak dapat disangkal bahwa BRICS akan menjajaki bentuk-bentuk baru dengan mitra dan dalam hal perluasannya,” katanya, seraya menambahkan bahwa sepuluh anggota kelompok tersebut saat ini telah bergabung dan kini menjadi bagian dari sebuah tim yang bekerja sebagai BRICS
BRICS didirikan pada tahun 2006 oleh Brazil, Rusia, India dan Tiongkok, sedangkan Afrika Selatan bergabung pada tahun 2011. Grup tersebut, yang sekarang dikenal sebagai BRICS+, memilih untuk tetap mempertahankan nama aslinya meskipun melakukan ekspansi.
Beberapa negara lain telah secara resmi mengumumkan niat mereka untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Pernyataan niat terbaru datang pada akhir pekan dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang berjanji akan segera menyerahkan dokumen yang diperlukan.
Kami akan segera memulai proses formalnya. Kami menunggu hasil akhir dan masukan dari pemerintah Afrika Selatan,” kata Ibrahim.
+ There are no comments
Add yours