Mengenal topeng Betawi yang terkadang disangka lenong

Estimated read time 6 min read

Jakarta (ANTARA) – Jakarta, kota global dengan sejuta pesona, menjadi tema perayaan HUT Kota Jakarta ke-497. Di antara berbagai pesona kota yang tahun ini terakhir kali berstatus ibu kota negara, salah satunya adalah kesenian topeng Betawi.

Pada tahun 2016, Topeng Betawi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Provinsi DKI Jakarta dan dimasukkan dalam lingkup seni pertunjukan bersama Lenong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Kolumnis Kebudayaan Betawi sekaligus Peneliti Institut Seni Betawi Yahya Andi Saputra mengatakan, topeng Betawi merupakan salah satu kesenian kuno yang sering dijadikan penunjang utama dalam berbagai ritus atau upacara seperti sedekah tanah, pernikahan. , khususnya kawulan atau pembayaran nazar, dan hal ini masih berlangsung hingga saat ini.

Seni teater rakyat Betawi juga ditampilkan dalam acara budaya dan seni seperti “Pertunjukan Reguler Seni Budaya Tradisional” 2024 di Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, seni topeng Betawi juga menjadi bagian dari acara Festival Teater Tradisional di Gedung Kesenian Tjitjih dan Gedung Kesenian Jakarta. Festival ini akan berlangsung hingga 29 Juni.

Pertunjukan Topeng Betawi biasanya diawali dengan tarian perkenalan yang dilanjutkan dengan pertunjukan singkat yang oleh sebagian orang sering disebut Lenong. Padahal, lakon Topeng Betawi dan Lenong berbeda dalam kostum aktor dan cerita yang disajikan.

Misalnya saja lawakan para pelaku tentang anak yang kasar kepada orang tua, petugas pertahanan sipil (Hensip), atau pembantu rumah tangga adalah Topeng Betawi, bukan Lenong, kata seniman Betawi Sabar Bokir.

Sabar, pengelola Sanggar Setia Warga sekaligus pewaris budaya Topeng Betawi karya seniman Bokir, mengatakan, para pelaku Topeng Betawi mengenakan pakaian sehari-hari lalu bercerita tentang kehidupan masyarakat Betawi.

Sedangkan di Lenong, aktris mengenakan kebaya dan aktor mengenakan kemeja pangsi.

Selain itu, cerita yang diceritakan dalam Lenong juga bukan kehidupan sehari-hari seperti Topeng Betawi, melainkan seperti pahlawan Betawi yang memperebutkan parang atau selendang tua.

Orang-orang melakukan kesalahan dengan memainkan Lenong dengan pakaian biasa. Sebenarnya itu adalah topeng Betawi yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan laman cagar budaya Kementerian Kebudayaan, pertunjukan topeng Betawi didahului dengan bunyi alat musik berupa gendang, kekrek, rebab, kenong berbilah tiga, kenzhen, dan gong yang dimainkan masing-masing satu orang. , dengan total enam musisi.

Para penari kemudian memasuki arena dengan mengenakan tiga jenis topeng atau biasa disebut kedoks dalam masyarakat Betawi. Topeng sebenarnya adalah kelompok seni yang terdiri dari tari, musik, dan teater.

Ada beberapa tarian yang bisa dibawakan penarinya dalam satu kali pertunjukan, salah satunya adalah tari topeng tunggal seperti yang dibawakan penari binaan Sabar pada acara seni dan budaya Setu Babakan beberapa waktu lalu.

Tari topeng tunggal merupakan cikal bakal dari tari topeng betawi, dan dari situlah lahirlah seni tari kreasi yang terus berkembang hingga saat ini.

Sedangkan tiga topeng yang dikenakan para penari terdiri dari tiga warna berbeda, yakni putih, merah jambu, dan merah, serta mewakili tiga karakter manusia. Topeng yang menutupi kepala dan mulut bagian atas, digigit, tidak diikat ke belakang kepala, karena harus dilepas dan dipakai sesuai alur.

Topeng berwarna putih disebut Panji yang melambangkan sifat lemah lembut dan anggun manusia serta disesuaikan dengan gerak halus tari tangan dan gerak tubuh.

Jadi, topeng berwarna merah muda bernama Samba melambangkan orang yang lincah atau sesuatu yang lancang. Sedangkan topeng berwarna merah yang diberi nama Oranye memiliki kumis tebal yang menunjukkan sisi menakutkan, tangguh, atau kejam dari orang tersebut.

Penari memerankan ketiga tokoh tersebut dengan jeda atau koma, dan tokoh yang dimainkan mengikuti kostum yang dikenakannya.

Setelah para penari tampil, giliran aktor yang menceritakan sebuah cerita yang biasanya diselingi dengan lelucon. Seniman Betawi Sabar Bokir menampilkan topeng Betawi di acara seni budaya Setu Babakan, Jakarta Selatan, pada 24 Februari 2024. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa (ANTARA)

Semua orang bisa mempelajari ini

Sabar merupakan tokoh yang meyakini bahwa kebudayaan, khususnya seni, dapat dipelajari oleh siapa saja dari berbagai latar belakang suku dan agama karena budaya tidak terkotak-kotak.

Oleh karena itu, bagi yang ingin mempelajari topeng Betawi, tidak ada pedoman khusus berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa menampilkan pertunjukan ini sebagai penari atau aktor.

Namun, seperti halnya dalam dunia belajar, semakin banyak seseorang berlatih, maka semakin cepat seseorang menguasai apa yang dipelajarinya.

Meski demikian, Sabar memberikan saran bagi mereka yang tertarik mempelajari topeng Betawi, khususnya tariannya.

Hal pertama yang harus dipelajari adalah gerakan, yaitu gerakan kaki atau lengan. Kemudian belajar kelenturan, misalnya jari tangan harus rapat, ibu jari di depan telapak tangan. Semuanya bermuara pada keindahan. Kemudian pelajari ekspresi-ekspresinya. Sebelum memakai topeng, pemain terlebih dahulu memperlihatkan wajah aslinya atau tidak langsung memakai topeng saat beraksi.

Setelah itu, kenali irama atau hentakan musik tersebut dan ikuti irama tersebut agar tidak mendahului atau terlalu lambat.

Topeng beta semakin banyak diciptakan khususnya tarian yang salah satunya diiringi musik kromong gambang. Hal itu tidak masalah baginya, namun ia berpesan kepada para artis untuk tidak melupakan standar, yaitu pakaian, cerita, dan alat musik yang mereka mainkan.

Tanpa disadari para penggiat kesenian Topeng Betawi harus serba bisa. Tidak hanya tari, tapi juga musik.

Bicara harapan, ia ingin dirinya dan para pelestari budaya lainnya terus mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam pelestarian budaya.

Dukungan masyarakat dapat berupa ketertarikan dan kecintaan terhadap budaya, agar budaya tidak tinggal kenangan.

Sementara dari pihak pemerintah, dia mengakui para seniman Betawi telah diberikan kesempatan, misalnya melalui acara seni dan budaya yang salah satunya rutin digelar di Setu Babakan.

Kini para seniman dan perempuan Betawi harus benar-benar berkomitmen untuk berlatih dan menampilkan karya yang benar, bukan sekadar akting. Ini adalah pakaian, sikap dan bahasa, sehingga pertunjukannya juga berfungsi sebagai acuan. Penari yang mengenakan topeng atau topeng berwarna putih menampilkan tarian topeng pada acara seni dan budaya Setu Babakan di Jakarta Selatan pada 24 Februari 2024. ANTARA/Lia Vanadriani Santosa (ANTARA)

Mendukung

Pemprov DKI Jakarta hadir untuk mendukung para seniman dalam melestarikan seni topeng Betawi. Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Puspla Dirjaja mengatakan, dukungan tersebut antara lain memberikan ruang bagi seniman untuk berekspresi saat menggelar acara kebudayaan baik di dalam maupun luar negeri. Kegiatan kebudayaan ini juga merupakan upaya untuk mengenalkan teater tradisional kepada masyarakat.

Dukungan pemerintah juga ditunjukkan melalui informasi terkait seni dan budaya yang juga diunggah ke media sosial, serta pelatihan teater tradisional melalui Dinas Kebudayaan masing-masing wilayah administratif di Jakarta.

Berbicara mengenai dukungan, Dinas Kebudayaan juga memberikan bimbingan berupa manajemen penelitian tradisional untuk menginovasi pengembangan penelitian Anda.

Pembinaan juga dilakukan dalam bentuk pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), pengembangan seni, fasilitasi penilaian dan kreativitas, penghargaan bagi pegawai dan pelatihan yang mempunyai kualifikasi prestasi khusus, serta pembinaan dalam bentuk penelitian dan penilaian lebih lanjut.

Hingga September 2023, akan ada 1.030 sanggar seni yang diperiksa Dinas Kebudayaan untuk mendapatkan pembinaan.

Selain itu, upaya edukasi juga dilakukan kepada masyarakat, khususnya dalam bentuk pertunjukan dan pelatihan seni teater tradisional, serta workshop penulisan naskah bagi seniman teater.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan menggencarkan perdebatan masyarakat mengenai teater tradisional, khususnya Topeng Betawi, dan memamerkannya bersama Lenong untuk menyadarkan masyarakat mengenai perbedaan keduanya.

Pada akhirnya, berbagai upaya dan sarana yang ditawarkan dapat turut melestarikan kesenian Betawi, khususnya topeng Betawi, untuk menyongsong Jakarta sebagai kota global dengan sejuta pesona.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours