Pertamina gali kerja sama dengan Afrika untuk amankan pasokan energi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) menyatakan akan memanfaatkan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 yang diselenggarakan di Bali pada September mendatang sebagai peluang menjajaki peluang kerja sama dengan negara-negara Afrika untuk mencapai ketahanan energi di Tanah Air.

Litta Indriya Ariesca, Direktur Pemasaran dan Operasional PT Patra Jasa, Litta Indriya Ariesca, mengatakan: “Kami membuka kemungkinan kerjasama dengan negara-negara Afrika, ketertarikan negara-negara Afrika terhadap Pertamina adalah upaya kami untuk mendapatkan energi untuk Indonesia.” , Kamis.

Lita menjelaskan, Pertamina telah melakukan ekspansi global di Afrika sejak tahun 2013. Di sektor hulu dan gas, Pertamina memiliki footprint di Aljazair, Gabon, Nigeria, Angola, Namibia, Tanzania.

Total produksinya sekitar 78,2 juta barel minyak per hari (MBOEPD) atau 34,1 juta barel minyak per hari dan sekitar 255,4 juta meter kubik gas (MMcf) per hari. Ia melanjutkan, minyak mentah di Afrika termasuk yang paling cocok untuk disuling oleh Pertamina

“Dalam IAF ini kita akan banyak menampilkan produk atau jasa yang bisa dikerjasamakan oleh Pertamina dengan negara-negara Afrika dan tentunya kita masih terus mengembangkan sayap terutama di permukaan untuk mengembangkan kekuatan nasional,” ujarnya.

Pertamina, lanjutnya, akan memperkenalkan beberapa anak perusahaan sepertiPertamina International EP,Pertamina International Shipping, danPertamina Geothermal Energy yang dapat membantu pengembangan panas bumi di Afrika, khususnya di Kenya.

Litta menjelaskan, Afrika akan memiliki potensi besar pada tahun 2063 dan Agenda Pembangunan Afrika 2063 dan Pertamina senang dapat bekerja sama dalam melihat peluang di Afrika untuk mempromosikan apa yang dimiliki kedua negara untuk mendorong pertumbuhan dan Indonesia. di Afrika.

Senada, Presiden Direktur & CEO PT ESSA Industries Indonesia, Kanishk Laroya mengatakan, perusahaannya yang bergerak di sektor energi dan kimia melalui kilang LPG dan pabrik amonia, melihat potensi proyek di sektor pupuk di Tanzania.

Kemudian, saat timnya berangkat ke Tanzania pada Agustus 2013, negara tersebut mempunyai peluang untuk berkembang. Meski demikian, diakuinya masih banyak waktu yang dibutuhkan dalam kajian dan kementerian terkait di Tanzania.

“Tetapi apa yang kami lihat di Tanzania sangat responsif.” Padahal, Indonesia dan Tanzania mempunyai sejarah yang istimewa dimana Presiden Tanzania dan Bung Karno sangat dekat dengan Tanzania dan menganggap budaya kita Indonesia mirip dengan budaya mereka. Dia berkata.

Oleh karena itu, Kanishk berharap dengan dipertahankannya IAF dapat memberikan perusahaan-perusahaan asal Indonesia dan banyak negara di Afrika untuk dapat memasuki pasar masing-masing dengan sistem bisnis dan hukum yang kuat.

IAF 2024 akan diselenggarakan di Bali pada 1-3 September 2024 dengan fokus pada kehadiran 28 kepala negara dan sekitar 800 peserta yang mewakili pemerintah, organisasi internasional dan regional serta pengusaha asal Indonesia di Afrika.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours