Jadi Metode Invasif, PCI Prosedur Penanganan Serangan Jantung Akut

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Serangan jantung akut atau infark miokard akut merupakan kondisi medis yang memerlukan perhatian segera karena berpotensi menyebabkan infark permanen dan berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien.

Penyebab utama serangan jantung adalah penyumbatan pada salah satu arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh bekuan darah yang terbentuk di permukaan plak arteri, penumpukan lemak dan zat lain di dinding bagian dalam arteri.

Ketika aliran darah terganggu, bagian otot jantung yang terkena tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel jantung. Jika tidak segera ditangani, kerusakan ini dapat berkembang dan menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung atau kematian mendadak.

Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, bahu, dan rahang bawah, sesak napas, dan mual. Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, mencari pertolongan medis di ruang gawat darurat (IGD) sesegera mungkin merupakan langkah yang sangat penting.

Lipo Village Karavasi Dr. Menurut ahli jantung di RS Siloam. Dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI Intervensi koroner perkutan (PCI) adalah prosedur medis yang dirancang untuk membuka penyumbatan pada arteri koroner dan memulihkan aliran darah ke jantung.

Prosedurnya melibatkan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha, yang diarahkan ke arteri koroner yang tersumbat.

“Setelah kateter terpasang pada tempatnya, dokter dapat membuka sumbatan dengan balon kecil yang menggembung atau memasang stent (penopang arteri jantung) agar arteri tetap terbuka,” kata Antonia, baru-baru ini di Jakarta.

PCI adalah prosedur invasif minimal dan merupakan pilihan pertama untuk pengobatan infark miokard akut karena efektivitasnya dalam memulihkan aliran darah dengan cepat dan meminimalkan kerusakan otot jantung.

Salah satu keuntungan utama PCI adalah dapat dilakukan segera, yang merupakan langkah penting jika terjadi serangan jantung. Prosedur ini biasanya dilakukan di laboratorium kateterisasi, ruangan yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memantau dan mengontrol prosedur secara real time.

Selama PCI, dokter dapat melihat gambar arteri koroner secara real-time melalui pemantauan fluoroskopi (pemeriksaan sinar-X secara real-time), yang memungkinkan mereka menentukan lokasi penyumbatan dan menyesuaikan operasinya.

Prosedur ini bertujuan tidak hanya untuk membuka sumbatan, tetapi juga mencegah penyumbatan kembali dengan memasang stent yang dirancang khusus untuk menopang dinding arteri.

Proses awal ini meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan melakukan EKG untuk mencari pola abnormal pada jantung yang mungkin mengindikasikan infark miokard atau serangan jantung.

Hasil EKG dan pemeriksaan darah, termasuk kadar enzim jantung, digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi pasien dan perlunya intervensi lebih lanjut.

Jika diagnosis awal menunjukkan bahwa PCI mungkin diperlukan, pasien segera dipindahkan ke laboratorium kateterisasi untuk prosedur lebih lanjut.

Prosedur ini memerlukan koordinasi yang cepat antara berbagai tim medis untuk memastikan seluruh prosedur dilakukan secara efisien dan efektif. Rumah Sakit Siloam berkomitmen untuk mempersingkat waktu dari kedatangan pasien hingga PCI di UGD dengan tujuan mengoptimalkan hasil dan mengurangi kejadian jantung.

Biasanya, waktu dari kedatangan pasien hingga PCI kurang dari 90 menit, tergantung pada keadaan dan kompleksitas kasus.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours