Wakil Dubes tegaskan kerusuhan SARA tak cerminkan nilai-nilai Inggris

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Matthew Downing menegaskan, kerusuhan terkait SARA yang terjadi di sejumlah kota Tanah Air tidak sejalan dengan nilai-nilai Inggris dan tidak mencerminkan posisi masyarakat Inggris. .

Downing menyatakan serangan itu hanya dilakukan oleh sejumlah kelompok ekstremis sayap kanan, dan saat ini pemerintah Inggris sedang mengambil tindakan untuk menenangkan situasi.

“Inggris adalah negara yang toleran, terbuka, dan multikultural – apa yang saya lihat tidak mewakili nilai-nilai Inggris,” kata Downing dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Wakil Duta Besar atas nama pemerintah Inggris mengutuk penipuan dan “hooliganisme” yang dilakukan para pelaku kekerasan yang diakibatkan oleh provokasi tidak bertanggung jawab yang tersebar luas di Internet.

Downing menyatakan pemerintah Inggris tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid, komunitas Muslim atau kelompok lain karena agama atau warna kulit mereka.

Pelaku kejahatan dan provokator yang menghasut melalui informasi palsu di Internet tentu akan dihukum berat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, ujarnya.

Downing optimistis gejolak SARA tidak akan berdampak pada hubungan bilateral Inggris dan Indonesia, apalagi kedua negara akan memasuki tahun ke-75 hubungan diplomatik pada tahun 2024.

Saya juga ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa kunjungan ke Inggris akan tetap disambut dengan hangat, kata Downing.

Wakil Duta Besar juga meyakini Inggris dan Indonesia akan memperkuat dan memperluas hubungan bilateral di berbagai bidang, seperti politik, kebudayaan, pendidikan, perdagangan, dan investasi.

Kericuhan menyusul insiden penikaman di klub dansa anak-anak di Southport, Inggris, pada 29 Juli lalu, menyebabkan tiga remaja putri tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

Polisi Inggris bertindak cepat dan menangkap penulisnya, seorang pria berusia 17 tahun, pada tanggal 1 Agustus.

Namun kejadian tersebut memicu protes dan bentrokan masyarakat menyusul pemberitaan bahwa tersangka penikam adalah seorang pengungsi sehingga menimbulkan provokasi terkait SARA dan Islamofobia di sejumlah kota di Inggris.

Pihak berwenang menangkap lebih dari 100 perusuh di kota-kota tempat demonstrasi berlangsung. Polisi Inggris juga mengerahkan 4.000 orang tambahan untuk mengendalikan situasi.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dalam pernyataannya mengenai gelombang protes, juga mengutuk upaya yang menargetkan komunitas Muslim dan etnis minoritas lainnya, termasuk serangan terhadap masjid.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours