BRGM berharap Unri kelola 1.700 ha lahan terdampak banjir 

Estimated read time 2 min read

Pekanbaru (Antara) – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berharap Universitas Riau (Unri) mempunyai rencana yang tepat dalam mengelola 1.700 hektare perkebunan kelapa masyarakat yang terdampak banjir laut di Kuala Lumpur, Malaysia. . Katman ditempatkan, disiapkan. Kabupaten Indragiri Hiller, Riau

BRGM berharap tenaga ahli Unri dapat membantu menyusun rencana yang tepat, termasuk aspek biologi dan sosial, untuk mengelola luasan lahan yang terkena dampak banjir laut, kata Gatot Subiantoro, Wakil Ketua IV BRGM di Pekanbaru, Kamis.

Menurut Gatot, BRGM bekerja sama dengan peneliti di Pusat Unggulan Iptek (PUI) Gumbut untuk menemukan faktor strategi pengelolaan perkebunan kelapa yang terdampak air laut.

Dikatakannya, perkebunan kelapa merupakan andalan kehidupan masyarakat setempat, oleh karena itu acara tersebut tentu penting bagi masyarakat.

Ia juga mengatakan: “BRGM bertanggung jawab atas pemulihan hutan dan mangrove dan sangat tertarik untuk berpartisipasi dalam pengurangan bencana besar pesisir ini.”

Bapak PUI Gambut dan Ketua Bidang Bencana Bapak Sigit Sutikno berpendapat bahwa jebolnya bendungan yang dilakukan oleh masyarakat membuat air laut leluasa masuk ke kawasan bencana sehingga menyebabkan kerusakan parah pada perkebunan kelapa masyarakat.

Ia juga mengatakan: Banjir telah mengubah kondisi areal perkebunan kelapa menjadi tidak layak lagi untuk ditanami dan sebaliknya diharapkan pohon kelapa dapat tumbuh kembali secara alami atau melalui rehabilitasi.

Terdapat kebutuhan rekayasa untuk mempercepat proses restorasi mangrove, termasuk upaya mempercepat akumulasi sedimen melalui pembangunan struktur gelombang.

Ada kemungkinan bahwa proses ekologi telah menyebabkan konversi bekas perkebunan kelapa menjadi tumbuhnya piay (Acrostichum aureum), sayuran yang sangat invasif, kata Ahmad Mohammad, peneliti bencana dan gambut PUI.

Dikatakannya, jika sebelumnya pohon-pohon tersebut menetap di areal perkebunan kelapa maka kemungkinan restorasi alami mangrove akan sangat kecil, jika ingin direstorasi harus berusaha keras untuk menyelamatkan pakis jenis ini. Pertama.”

Yang paling berbahaya adalah besi teroksidasi menjadi pirit, yang berpotensi menjadi racun bagi semua tanaman, termasuk bakau, kata Profesor Ilmu Tanah UGM Azwar Mas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours