Soroti Munaslub Kadin, Pengamat Sebut Ada Indikasi Cawe-Cawe Partai Politik

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pengamat Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai Konferensi Nasional Kadina Darurat (Munaslub) ada campur tangan pihak di luar organisasi Kadina itu sendiri.

Menurut dia, intervensi penggantian Ketua Umum Kadin Jenderal Arsyad Rasjid dengan putra politikus Golkar Aburizal Bakri, Anindya Novyan Bakri, bisa datang dari berbagai sumber, seperti dukungan partai politik dan lain-lain.

“Saya curiga ada kekuatan di luar Kadin sendiri, kekuatan politik atau bukan, atau kekuatan lain,” ujarnya saat dihubungi MNC, Senin (16/9/2024).

Sebab, Emrus menilai Arsjad Rasjid sebelumnya tidak melanggar AD/ART atau syarat penyelenggaraan Munas sesuai aturan organisasi itu sendiri.

Menurutnya, meski ada keterkaitan antara Arjad Rasjid yang merupakan salah satu calon presiden di tim Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024, Arjad Rasjid juga mengajukan cuti sebelum bergabung dengan partai politik.

“Saya juga tidak melihat dia tidak melanggar AD/ART, dia menjalankan tugasnya sebagai Ketua Kadin, kalau dia ketua tim Ganjar-Mahfud misalnya, dia akan pamit, bukan sebagai Ketua Kadin. “tambahnya.

Lebih lanjut, Emrus menjelaskan situasi dualistik di bawah Kadin usai menggelar Munas akan membuat organisasi industri dan perdagangan terbesar di Indonesia itu tidak produktif.

Menurut Emrus, organisasi ini harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memperkuat industri lokal tanpa melibatkan politik.

“Kadin tidak seharusnya mengambil Munaslub karena seharusnya fokus meliput para pengusaha dan memajukan perdagangan dan industri di Indonesia. Kalau sampai terjadi seperti ini (Munaslub), seperti ada kekuatan politik tertentu atau ada tangan yang tidak terlihat,” ujarnya. . dia menyimpulkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours