Jelang Sidang Umum, Sekjen PBB serukan reformasi lembaga global

Estimated read time 2 min read

Hamilton, Kanada (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, pada Kamis (12/9), menyerukan mendesaknya reformasi lembaga-lembaga global, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Sistem Keuangan Internasional, untuk menghadapi tantangan kontemporer. .

Pernyataan Guterres disampaikan hampir seminggu sebelum Konferensi Masa Depan PBB (CFU) yang bersejarah, sebuah acara penting yang bertujuan untuk memperkuat multilateralisme.

Dalam pernyataan videonya, Guterres mengkritik kerangka global yang ada karena sudah ketinggalan zaman dan tidak efektif, terutama menggarisbawahi ketidakmampuan Dewan Keamanan untuk mencerminkan realitas geopolitik saat ini.

“Dewan Keamanan terjebak dalam mesin waktu; arsitek keuangan internasional sudah ketinggalan zaman dan tidak efektif; kami sama sekali tidak siap menghadapi masalah yang muncul,” katanya.

Guterres mengatakan konferensi mendatang yang diadakan bersamaan dengan Majelis Umum PBB ke-79 akan memberikan peluang untuk memodernisasi struktur pemerintahan global.

“Ini merupakan langkah penting dalam perjalanan membangun multilateralisme yang lebih kuat dan efektif,” katanya, seraya menambahkan bahwa KTT ini dapat memperbaharui lembaga-lembaga agar dapat mengatasi realitas politik dan ekonomi saat ini dengan lebih baik.

“Kita perlu mereformasi arsitektur keuangan global agar sesuai dengan perekonomian global saat ini dan menghadapi tantangan-tantangan saat ini,” ujarnya.

Beliau juga menekankan perlunya peningkatan kerja sama dan kolaborasi global untuk menangani isu-isu penting seperti perubahan iklim, konflik dan kesenjangan ekonomi.

Guterres lebih lanjut meminta para peserta KTT untuk “memanfaatkan tonggak penting ini dalam perjalanan menuju multilateralisme yang lebih berjejaring, efektif, dan inklusif di abad ke-21”, dengan menggarisbawahi potensi KTT tersebut untuk mendorong “dunia yang lebih aman, lebih berkelanjutan, dan adil”. .

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79, yang setiap tahun mempertemukan para pemimpin dunia di New York, akan dibuka secara resmi pada tanggal 22 September dengan “Konferensi Masa Depan”.

Sesi Majelis Umum PBB dimulai pada 24 September, dengan perkiraan 190 negara berpartisipasi.

Para pemimpin dunia akan menyampaikan pidato yang membahas prioritas global, dan selanjutnya menyiapkan panggung untuk diskusi mengenai reformasi.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours