Dari bantu angkut pasir, kini Agit berstatus pemenang medali emas PON

Estimated read time 4 min read

Banda Aceh (Antara) – Muatan 310 kg telah tersedia dan siap diambil di GOR Arena Seramoy, Banda Aceh.

Wasit pun memberi isyarat kepada lifter untuk menjemput, suasana antisipasi dan kegelisahan terlihat jelas. waktu

Kali ini giliran Agit Solihin yang angkat beban. Jika berhasil mengangkatnya, maka Agit akan memiliki rekor angkat besi yang lebih baik lagi dibandingkan kompetitornya di kelas angkat besi 120 kg putra.

Pada akhirnya gagal membawa beban. Namun poin kecil tersebut tak menjadi masalah bagi penampilan Agit di Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumut (PON) 2024. Dengan total angkatan 940 kg, Agit menjadi yang terkuat di kelasnya dan pantas mendapatkan emas. medali

Meraih medali emas, dipuji publik, atau menghadiri konferensi pers mungkin tidak pernah terlintas di benak Agit lima tahun lalu. Saat itu, Agit masih berstatus anak seorang kuli bangunan dan membantu orang tuanya mengangkut pasir dan berbagai bahan bangunan.

Penulis Rusia Leo Tolstoy menulis sebuah cerita pendek yang judulnya diterjemahkan menjadi “Tuhan Tahu Tapi Dia Menunggu.” Mungkin hal inilah yang dialami Agit di tahun 2018 ini, suatu saat Agit menemukan sosok yang membuka jalan baginya untuk memasuki dunia baru yaitu dunia angkat besi.

“Saya masih sekolah, bekerja, mengangkut pasir dengan gerobak, jadi saya bertemu dengan pelatih saya, Pak Gunawan. Dari situ saya jadi tersadar, “Mau jadi atlet angkat besi nggak? Ayo,” sapa Agit, Kamis seusai pertandingan.

Gunawan yang dimaksud adalah pelatih angkat besi pengurus Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (Pabersi) cabang Kuningan. Ia menilai Agit punya potensi bagus untuk bisa berprestasi di cabang olahraga tersebut. Lifter Riau Ahmat Rizki, lifter Jawa Barat Agit Solihin, dan lifter Jawa Timur Indira Firdianto 9ki-ka) foto bersama usai pertandingan angkat besi 120kg putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR Seramoye. Banda Aceh, Kamis (19/9/2024). (Antra/Roff Adipati)

Dengan cara ninja

Agit mengaku awalnya bingung dengan permainan tersebut. Rasa malas dan bosan menerpa dirinya, apalagi saat tubuhnya mulai terasa pegal akibat banyaknya sesi latihan. Menu latihan khas sepuluh porsi dalam seminggu jelas bukan sesuatu yang menyenangkan bagi seorang remaja, apalagi ia belum pernah terlalu aktif berolahraga sebelumnya.

Namun keberhasilannya menjuarai Kejuaraan Angkat Besi Jawa Barat hanya delapan bulan setelah ia mulai berlatih dengan serius, membuat Agit semakin sadar bahwa angkat besi adalah jalan ninja yang ia jalani.

Setelah penampilan debutnya yang cukup baik, Agit semakin bersinar sebagai atlet angkat besi. Mereka kemudian dipindahkan ke Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) pada tahun 2022. Bisa ditebak, dia juga meraih emas di ajang itu.

Agit kemudian lolos untuk mengikuti babak kualifikasi PON 2023 di Lampung pada November 2023.

Ibarat kuda yang lepas dari kandangnya, Agit semakin sulit dihentikan. Medali emas yang diraihnya di ajang tersebut memastikan dirinya bisa bersaing di PON XXI Aceh-Sumut 2024, penampilan perdananya di ajang multi cabang olahraga tingkat nasional.

Berikutnya: Bukan tanpa masalah

Perolehan medali emas yang diraih Agit di PON Aceh-Sumut bukannya tanpa kendala. Seperti yang sering dialami para atlet, Agit mengalami cedera dada parah yang membuatnya kesulitan melakukan bench press.

Beberapa kali Agit berusaha memulihkan cederanya, namun faktor mental jugalah yang akhirnya menjadi faktor penentu.

“Alhamdulillah, saya bisa memaksimalkan bench press saya. Kurang dari dua bulan (sakitnya) ya, dari sana saya berobat kesana kemari, percuma, tidak ada efeknya. Dipijat, enak. Yang paling penting adalah saya melawan rasa sakit itu. Mengapa mentalitas juara dikalahkan dengan susah payah? “Keinginanku lebih besar dari rasa sakitnya,” kata Agit. Lifter Jawa Barat Agit Solihin memperlihatkan cederanya kepada wartawan saat jumpa pers usai pertandingan angkat besi 120kg putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 di Banda Aceh, GOR Seramoy, Kamis (19//2019). Menunjukkan fotonya. 9/2024). (Antra/Roff Adipati)

Saat berkompetisi, agit adalah seseorang yang tidak melihat siapa lawannya atau apa rekor kelas pesaingnya. Agit suka fokus pada dirinya sendiri.

“Yang paling penting dalam pikiran saya adalah intinya Anda harus menjadi yang terbaik di platform, Anda harus mampu bersaing dengan diri Anda sendiri. “Tidak perlu melihat lawan, yang penting apapun yang diberikan pelatih kepada saya, saya ambil, ya saya ambil,” kata Agit.

Medali emas yang diraih Agit merupakan medali emas angkat besi Jawa Barat yang kesembilan di PON Aceh 2024, namun menurutnya keberhasilan tersebut tidak lepas dari hadirnya tim latihan, rekan latihan, bahkan mekanik tim yang hebat. Agit tidak menghargai dirinya sendiri.

Kini terbuka jalan bagi Agit untuk ikut angkat besi. Doa orang tua dan tekadnya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik kepada orang-orang tercinta menjadi pendorong utama prestasi Agit yang terus berlanjut.

“Alhamdulillah, orang tuaku mendukungku ya, karena orang tuaku juga dari keluarga yang terbelakang secara ekonomi, jadi aku punya cambuk sendiri, aku harus ambisius, aku harus mampu. Karena aku punya keluarga, aku harus menafkahi , terutama adik-adikku.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours