Menkominfo Mesir berbagi strategi wujudkan inklusi digital

Estimated read time 3 min read

Badung (ANTARA) – Pada Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali, Menteri Komunikasi dan Informatika Mesir Amr Talaat menjelaskan beberapa strategi yang diterapkan negaranya untuk mencapai inklusi digital.

“Kami terinspirasi oleh prinsip SDG untuk tidak meninggalkan siapa pun dan ingin memastikan bahwa semua orang di seluruh negeri dapat mewujudkan manfaat dan kenyamanan digital,” kata Dalat di Panel IV pada Seri IAF ke-2 yang diadakan di Padung. , Bali, Senin.

Untuk mewujudkan inklusi digital di negaranya, pemerintah Mesir telah menerapkan Strategi Digital untuk Mesir sejak tahun 2018.

Strategi tersebut mencakup beberapa elemen yang dianggap penting untuk implementasi konten digital, termasuk infrastruktur, layanan, dan kapasitas.

Untuk memastikan infrastruktur inklusif, Mesir berupaya memperluas infrastruktur sehingga setiap warga negara memiliki kemampuan untuk mengakses Internet dan mengakses Internet.

Mereka telah melaksanakan beberapa proyek penting termasuk menghubungkan semua jaringan internet tetap di kota dan mengganti tembaga dan serat untuk memastikan layanan internet yang stabil dan stabil.

Selain itu, mereka juga memiliki kehidupan yang disiplin atau rencana Haya Karima. Kehidupan Layak merupakan strategi yang diterapkan Mesir untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang tinggal di kota dan pedesaan untuk menjamin kehidupan yang bermartabat bagi masyarakat.

“Kami memulainya dengan memilih layanan yang kami yakini penting bagi masyarakat untuk menjalani kehidupan yang bermartabat,” ujarnya.

Layanan tersebut meliputi perbaikan sistem kelistrikan, air bersih, dan internet berkecepatan tinggi.

Selain itu, mereka berupaya menghubungkan sekitar 8 juta rumah tangga di seluruh Mesir ke jaringan tetap berkecepatan tinggi.

Talat menambahkan Mesir mengupayakan konsistensi dalam platform digital dan aplikasi seluler untuk memastikan setiap warga negara dapat menikmati layanan digital.

Selain itu, Mesir juga membangun 5.000 kantor pos di seluruh negeri untuk memastikan layanan pemerintah tersedia di kantor-kantor tersebut.

“Bagi yang belum belajar IT atau belum siap menghadapi teknologi secara langsung bisa langsung datang ke kantor pos di desa yang sama atau desa tetangga tempat tinggalnya dan petugas pos akan membantu masyarakat mendapatkan haknya untuk mendapatkan layanan digital,” Dia berkata.

Hal yang paling penting adalah meningkatkan keterampilan warga di seluruh Mesir dengan melatih mereka menggunakan sistem digital.

“Jadi dengan tiga alur kerja yang kita kerjakan ini, kita ingin pastikan tidak ada yang tertinggal,” ujarnya.

IAF ke-2 akan diselenggarakan pada 1-3 September 2024 bersamaan dengan pelaksanaan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Cooperation (HLF-MSP).

Mengusung tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”, Indonesia ingin menjadikan Semangat Bandung hasil Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sebagai landasan pengembangan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika di masa depan.

Beberapa kerja sama yang diprioritaskan dalam konferensi tersebut antara lain kerja sama di bidang perubahan ekonomi, energi, mineral, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

Kontrak pemerintah atau perjanjian bisnis G-to-G, G-to-B dan B-to-B dan Inovasi Pembangunan Utama Indonesia dan Afrika, termasuk negara ketiga melalui kerja sama segitiga, dan hasil efektif diharapkan dapat dicapai, $3,5 miliar ( sekitar 54,69 triliun) target rencana perdagangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours