Utang Indonesia ke China Bengkak Tembus Rp372 Triliun Jelang Jokowi Lengser

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Utang luar negeri (ULN) Indonesia ke China setara $22,86 miliar atau Rp372 triliun dalam 10 tahun terakhir kepemimpinan Joko Widodo per Mei 2024.

Data Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia (BI) Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Mei 2024 setara dengan $407,3 miliar atau Rp6.634,1 triliun. Posisi tersebut naik 1,8% year-on-year (YoY/YoY) dibandingkan Mei 2023 senilai Rp400,24 miliar.

Baca juga: Utang pemerintah terus membengkak hingga Juni 2024 Rp 8.444,87 triliun

Posisi utang luar negeri meningkat sebesar 2,1%, dari $398,82 miliar menjadi $407,3 miliar secara bulanan (mtm) hingga April 2024. Bank Indonesia mencatat pertumbuhan utang yang terutama didorong oleh bank sentral mencapai $18,78 miliar pada tahun 2024. Mei 2024, dibandingkan dengan $9,26 miliar pada Mei 2023.

Meski mengalami peningkatan utang, model utang luar negeri Indonesia tetap solid dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya hingga Mei 2024. Rasio utang luar negeri terhadap PDB Indonesia tercatat sebesar 29,8%, didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang sebesar 85,9%. dari total utang luar negeri.

Secara khusus, posisi utang luar negeri Indonesia dibandingkan Tiongkok meningkat secara tahunan dan bulanan, masing-masing sebesar 14,28% (tahun ke tahun) dan 4% (tahun ke tahun). Dibandingkan dengan total utang luar negeri Tiongkok, rasio utang Tiongkok hanya berkisar 5,6% dari total utang Indonesia.

Belakangan ini, total posisi utang pemerintah terus meningkat hingga akhir masa jabatan Jokowi. Meski masih cukup jauh dari batas aman rasio utang terhadap produk domestik bruto. Situasi ini masih memerlukan kehati-hatian karena menunjukkan ruang fiskal negara semakin menyusut.

Hingga akhir Juni 2024, posisi utang pemerintah atau total utang pemerintah mencapai Rp8.444,87 triliun, demikian lapor Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Struktur utang tersebut terdiri dari utang obligasi negara atau obligasi negara (SBN) sebesar Rp7.418,76 triliun dan pinjaman dalam negeri senilai Rp1.026,11 triliun dan pinjaman luar negeri senilai Rp38,10 triliun. 988,01 miliar.

Pinjaman luar negeri ini bersifat bilateral, termasuk pinjaman multinasional dan komersial. Jumlah pinjaman terkait sebesar Rp 263,72 triliun. Rp600,47 triliun dan Rp123,83 triliun. Profil jatuh tempo utang Indonesia hingga Juni 2024 memiliki rata-rata tertimbang jatuh tempo (ATM) sebesar 7,98 tahun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours