Round Up – Jawa Barat menuju juara umum tiga kali beruntun

Estimated read time 4 min read

Medan (ANTARA) – Kontingen Jawa Barat (Jabar) kian dekat meraih gelar juara umum dengan memuncaki perolehan medali PON Aceh Sumut 2024.

Melansir laman resmi PON Aceh Sumut 2024, hingga Jumat sore, Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan total perolehan 538 medali yang terdiri dari 195 emas, 161 perak, dan 182 perunggu.

Jabar meraih 11 medali emas dari DKI Jakarta yang berada di peringkat kedua dengan total 477 medali dengan rincian 184 emas, 139 perak, dan 144 perunggu.

Urutan ketiga ada Jawa Timur dengan 424 medali yang terdiri dari 145 emas, 137 perak, dan 142 perunggu.

Saat ini salah satu tuan rumah, Sumut, berada di peringkat keempat tabel turnamen dengan perolehan medali 79 emas, 49 perak, dan 116 perunggu, sehingga totalnya 254 medali.

Berikutnya di peringkat kelima ada Jawa Tengah dengan 71 emas, 59 perak, dan 116 perunggu, sedangkan rekan tuan rumah Aceh di urutan keenam dengan 64 emas, 48 ​​perak, dan 77 perunggu.

Juara umum PON Aceh Sumut 2024 akan resmi diumumkan pada acara penutupan di Stadion Utama Sumut, Deli Serdang yang rencananya akan dimulai siang nanti.

Tambahan emas untuk Jabar

Pada Kamis (19/9) di Jabar tercatat mereka bisa menambah kantong emasnya melalui berbagai cabang olahraga, salah satunya voli indoor.

Medali emas voli indoor diraih tim putra Jawa Barat lewat kemenangan telak 3-0 pada final di GOR GOR Sumut, Deli Serdang, Jawa Tengah.

Alhasil, medali emas gagal diraih tim putri Jabar, kalah 1:3 dari Jatim di laga terakhir.

Cabang olahraga populer lainnya, bulu tangkis, Jabar mencatatkan dua medali emas melalui Galuh Dwi Putra/Muhammad Gibran Arfiansyah di ganda putra dan Muhammad Rafi Alayman Jafar/Farica Abela di ganda campuran.

Selain itu, tambahan medali emas diraih oleh pelari Marathon Atletik Putra Jawa Barat Ricky Martin Simbolon dengan catatan waktu 2 jam 26 menit 27 detik.

Tambahan medali emas bagi Jabar juga datang dari divisi pencak silat, dimana kontingen Bumi Pasundan berhasil meraih tiga medali emas.

Pada kategori 45,1-50kg putri, Ni Putu Miya Yobi dari Bali dari Ainun Kuswandi Bali, disusul Putri Fadilah yang terpilih di final 50,1-54kg putri, Vinka Vidyaningrum dari Jawa Tengah dan Andhika Barat berhasil mengalahkan Dwicky. memukul Java berhasil mengalahkan Gede Diki asal Bali di kelas berat 58,1-61 kg putra.

Rekor Kamis (19/9)

Pada Kamis (19/9), tim renang DKI Jakarta mencatatkan rekor renang dengan catatan waktu 3 menit 44,04 detik pada nomor estafet gaya ganti 4x100m, yakni Joe Aditya Vijaya, Jason Donovan Yusuf, Gagarin Nathaniel. Yus dan Azel Zelmi ke Aryaling.

Catatan waktu tersebut mengalahkan rekor PON yang dibuat DKI Jakarta pada PON Papua 2021 dengan waktu 3 menit 44,89 detik.

Selain itu, rekor nasional nomor 200m gaya bebas putra dengan catatan waktu 1 menit 50,35 detik diraih oleh Joe Aditya Vijaya dan pemegang rekor sejak SEA Games 2013 di Naypyidaw, Myanmar, dipegang oleh Triadi Fauzi Sidiq sebagai gantinya, ia mencatatkan hasil. 1 menit 50,46 detik.

Selain itu, rekor juga diraih di cabang atletik, khususnya lompat galah putri, yang dicetak Diva DKI Jakarta Renatta Jayadi.

Diva Renatta berhasil melompat sejauh 4,2 meter pada PON edisi kali ini. Tak hanya meraih medali emas, ia juga tampil gagah dengan memecahkan rekor PON dan rekor nasional atas namanya.

Pada PON Papua 2021, seorang atlet muda berhasil melakukan lompatan sejauh 4 meter yang kemudian menjadi rekor PON. Pada saat yang sama, rekor nasional 4,17 meter, yang ditetapkan pada 2 Juli, diperbarui.

Beberapa catatan kecil jelang penutupan PON Aceh Sumut 2024

Menjelang berakhirnya PON Sumut Aceh 2024, ada beberapa catatan kecil jelang penutupan yang perlu diwaspadai penyelenggara.

Poin pertama adalah infrastruktur pendukung yang menjadi fokus, akses menuju venue turnamen bola voli.

Hingga cabor ini selesai, akses jalan menuju venue masih belum selesai 100 persen dan kita berharap hal tersebut tidak terjadi pada perhelatan PON-PON berikutnya.

Diakui sebagai salah satu venue bola voli terbaik di Indonesia, GOR Voli Indoor Sumut berpotensi menjadi tuan rumah pertandingan nasional bahkan internasional di masa depan, hanya jika infrastruktur pendukungnya sudah lengkap 100 persen.

Selain dukungan infrastruktur, aspek konsumsi atlet kompetitif juga menjadi kontroversi karena tidak sesuai dengan asupan pangan yang diperlukan.

Hal ini patut dipertimbangkan secara matang karena para atlet ini merupakan aset masa depan negara dan perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk menjaga performanya.

Faktor lainnya adalah keselamatan penonton, perlengkapan bermain, dan pemain. Penyelenggara harus memperhatikan hal ini.

Salah satu kasus nyatanya adalah pemain Sulawesi Tengah meninju wasit pada babak delapan besar divisi sepak bola putra PON Aceh Sumut 2024.

Hal ini bisa dihindari jika pihak penyelenggara menyediakan wasit lapangan yang benar-benar mumpuni dan tudingan negatif lainnya bisa dihindari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours