ESDM cari investor baru untuk proyek nikel imbas mundurnya Eramet-BASF

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah sedang mencari investor baru untuk proyek pemurnian nikel Sonic Bay di Maluku Utara menyusul penarikan BASF SE dan Eramet SA.

“Kalau kita mundur, kita cari yang lain. Masih banyak yang mau,” kata Arifin saat ditemui di kantor Administrasi Umum Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jakarta, Jumat.

Arifin mengungkapkan, BASF mundur dari proyek Sonic Bay karena sudah menemukan partner yang bisa memenuhi kebutuhan industrinya.

“Mereka (BASF) memutuskan untuk tidak masuk ke Indonesia. Mungkin mereka (BASF) punya persediaan di tempat lain, tapi kami tidak tahu alasannya,” kata Ariffin.

Selain itu, saat ditanya mengenai penurunan pasar nikel, Ariffin menjelaskan saat ini permintaan nikel pasar dunia sedang menurun dan perekonomian global sedang lemah.

“Iya, semua permintaan turun karena perekonomian juga lesu,” kata Ariffin.

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebelumnya membantah rumor dua perusahaan besar Eropa, BASF dari Jerman dan Eramet dari Prancis, telah membatalkan investasi material senilai US$2,6 miliar. Proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik berlokasi di Maluku Utara dan Teluk Hera Veda di Kazakhstan Tengah.

Bahlil mengungkapkan, kedua perusahaan tersebut hanya menunda rencana investasinya pada proyek Sonic Bay di Maluku Utara.

“Saat ini (investasi) tidak ditarik, tapi untuk sementara tertunda,” kata Bahlil di sela-sela pelantikan Komite Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Jasa Makanan (APJI) DKI Jakarta, Kamis (27 Juni). .

Diakuinya, pihaknya saat ini sedang berkomunikasi dengan kedua perusahaan tersebut.

Menurut dia, kedua perusahaan tersebut bukan membatalkan, melainkan menunda investasinya di Indonesia akibat menurunnya pasar penjualan kendaraan listrik Eropa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours