Bapanas: Ekspor dan pembangunan ekosistem optimalkan bawang merah

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan ekspor dan pengembangan ekosistem hulu dan hilir bertujuan untuk mengoptimalkan peningkatan produksi bawang merah.

“Tentunya sesuai tugas Presiden Joko Widodo, saya sendiri, dan Menteri Pertanian Amran Suleiman, tugas kita menjaga harga di tingkat petani dan menyiapkan pembeli cadangan. produk ekspor utama. Jadi kalau stok sudah ada dan masih surplus, kita harus ekspor,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prosetio Adi, Sabtu di Jakarta.

Tren peningkatan produksi bawang merah di daerah sentra produksi seperti Brebes dan Jawa Tengah harus dimanfaatkan secara optimal. Pemerintah fokus menjaga harga produsen bawang merah, sehingga langkah ekspor menjadi salah satu strategi yang dilakukan.

“Kami lihat di sini mereka menyiapkan bawang merah untuk diekspor ke Thailand, Malaysia, dan Vietnam dengan ciri-ciri tertentu. per minggu. “Jumlahnya mencapai 200 orang, hal ini karena pemilahannya harus disesuaikan dengan kebutuhan ekspor,” kata Arief.

Ia memastikan pemerintah hadir agar bawang merah hasil kerja keras para petani dapat dimanfaatkan dengan baik.

“Tentunya kita harus berterima kasih kepada Kementerian Pertanian yang terus berupaya meningkatkan produksi bawang merah. Terima kasih juga kepada petani bawang merah di berbagai sentra produksi seperti Bima dan Brebes, kualitasnya bagus dan laris di pasar internasional.” katanya.

Bapanas juga membangun komitmen bersama terhadap pembeli bawang merah. Kewajiban yang ada saat ini mencapai 12,5 ribu ton. Hal ini dilakukan dengan menjangkau perusahaan pangan milik negara dan pemerintah daerah.

“Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian, Pemprov Jateng, Bulog dan ID FOOD selalu berupaya menjaga harga bagus di tingkat petani. , tidak akan terjadi lagi penurunan harga bawang merah di tingkat petani. “Pujilah petani Indonesia,” kata Arief.

Komitmen pembelian bawang merah Perum Bulog senilai 10.000 ton, ID FOOD 2.000 ton, dan BUMD Jateng 500 ton. Di saat yang sama, para petani yakin akan mendapatkan hasil produksinya.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (CBA), pemerintah berhasil mempertahankannya pada level lebih dari 100 poin pada bulan Juli, yakni di level 120,44. Capaian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan indikator pada awal tahun 2024 yang saat itu sebesar 117,39.

Namun jika dilihat dari indeks harga produsen sayuran termasuk bawang merah pada bulan Juli sebesar 155,27, masih cukup baik dibandingkan bulan Januari 2024 yang sebesar 147,68.

Selain itu, untuk bawang merah yang disiapkan Bapanas disepakati harga belinya sudah tersedia yaitu Rp 16.000 per kilogram (kg). Namun hal ini tidak hanya terjadi di Brebes saja, sehingga bisa menyasar sentra produksi bawang merah lainnya.

Panggung ini juga menampilkan Juara Bawang Merah. Kedepannya akan ada perjanjian kerja sama antara BUMN pangan dengan Champion Bawang Merah agar komitmen tersebut dapat dipenuhi dengan lebih baik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours