Mentan: Pompanisasi solusi atasi sawah dari kekeringan

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, solusi cepat yang bisa dilakukan kepala daerah di seluruh Indonesia untuk mengatasi kekeringan di bidang pertanian, khususnya sawah, adalah dengan mengoptimalkan pemompaan.

“Ada 50.000 pompa yang perlu kita distribusikan ke seluruh Indonesia dan ini merupakan garda terdepan bagi para pemimpin daerah di seluruh Indonesia. Kalau dipasang 75.000, Insya Allah kita bisa bertahan di musim kemarau berikutnya,” kata Amran di sela-sela acara. Rapat pengendalian inflasi daerah bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian nyaris terpantau di Jakarta, Senin.

Amran menegaskan, fokus pekerjaan yang dilakukan saat ini adalah pemompaan sebagai solusi cepat permasalahan pangan.

Ia mengatakan Kementerian Pertanian telah menyiapkan 50.000 unit pompa yang akan dipasang di seluruh sentra produksi pangan.

“Kami memiliki solusi pemompaan cepat yang akan membuat kami takjub dalam tiga bulan ke depan,” kata Amran.

Mentan menambahkan, saat ini pemerintah berencana mengairi 500.000 hektar lahan di Pulau Jawa melalui pompa.

Dengan perhitungan lebih tepat, lanjut Amran, bisa dihasilkan 2,5 juta ton gabah dari lahan seluas 500.000 hektare, dengan rata-rata produksi 5 ton per hektare.

“Itu 500.000, kalau produksinya 5 ton (gabah), berarti kita bisa dapat 2,5 juta ton (setara dengan beras). Artinya kita bisa menutupi produksi di masa depan. Jadi pemompaan ke depan harus kita atasi,” jelasnya.

Cuplikan – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian (kiri) pada rapat pengendalian inflasi daerah yang kurang lebih diikuti di akun YouTube Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta, Senin (15/7/2024). ANTARA/Harianto

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta kepala daerah di seluruh Indonesia memperkuat program pemompaan yang saat ini sedang dilakukan Kementerian Pertanian sebagai solusi cepat mengatasi kemarau panjang.

Menurut Tito, program ini merupakan upaya pemerintah dan juga merupakan instruksi langsung Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk meningkatkan produksi dalam negeri di saat dunia sedang dilanda kekeringan akibat gelombang panas.

Ia menegaskan, pemompaan memerlukan perhatian para pemimpin daerah di tengah kekhawatiran program tersebut tidak akan berjalan maksimal tanpa kemauan politik atau keinginan kolektif yang kuat.

“Kawan, nanti kepala departemen akan ditugaskan lagi untuk memastikan pompa-pompa ini berfungsi karena menteri kesulitan mendapatkan anggaran dan pengadaan pompa-pompa tersebut,” kata Tito.

Tito mengatakan, persoalan pangan, khususnya beras, merupakan persoalan yang sangat penting karena berkaitan erat dengan stabilitas politik dan keamanan. Mau tidak mau, produksi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

Terkait persoalan pangan, Tito mengatakan akan berkorelasi dengan keamanan dan tingkat inflasi, serta stabilitas dan keamanan politik, sehingga pemerintah selalu melindungi beras.

“Jadi, untuk meningkatkan produksi, hal yang paling mendesak saat ini adalah memastikan sawah memiliki cukup air sebelum kekeringan yang sudah mulai parah,” ujarnya.

Tito berharap pengelola daerah segera melakukan inspeksi langsung terhadap pompa-pompa yang disediakan Kementerian Pertanian untuk melihat apakah sudah memenuhi kebutuhan air sawah.

Ia meminta pompa-pompa yang ada harus bisa dimanfaatkan secara besar untuk kepentingan produksi nasional.

“Segera ikuti dan periksa langsung apakah pompa yang disediakan sedang digunakan, diproses, dan digunakan. Kalau perlu dicek berfungsi atau tidak langsung di lapangan tempatnya dipasang,” kata Tito.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours