PLN implementasikan pemanfaatan FABA jadi bahan baku paving dan batako

Estimated read time 3 min read

Mataram (Antara) – PT PLN (Persero) Divisi Regional Utama Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) pada UPK PLN Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menerapkan pemanfaatan fly ash dan bottom ash (FABA) sebagai bahan baku produksi. lempengan batu. Balok dan batu bata.

Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi lingkungan yang inovatif, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi UMKM di wilayah Sumbawa, kata General Manager PLN UIW NTB Sudjarwo dalam keterangan resmi yang diterima di Mataram, Sabtu. .

Menurutnya, FAB yang merupakan limbah proses pembakaran batu bara di PLTU bisa menjadi alternatif bahan baku pembuatan batu lempengan dan batako.

Ia mengatakan, program tersebut akan memberikan manfaat ekonomi kepada UKM di Sumbawa dan mendukung upaya pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Inisiatif ini merupakan langkah strategis menuju pembuangan limbah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, ujarnya.

“Keberhasilan pemanfaatan FABA merupakan langkah strategis untuk mendukung pengelolaan limbah industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan karena program ini tidak hanya menyelesaikan permasalahan limbah tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi UMKM di Sumbawa,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, PLN akan terus melanjutkan komitmennya dalam mewujudkan berbagai inovasi pengelolaan sampah dan mendukung perekonomian daerah.

Melalui program penerapan FABA, PLN tidak hanya akan mengurangi dampak lingkungan dari operasi pembangkit listrik, namun juga mendorong pembangunan ekonomi di tingkat lokal.

PLN berharap program ini dapat menjadi contoh pengelolaan limbah industri yang inovatif dan berkelanjutan. Selain itu, PLN akan terus mendukung UMKM untuk menggunakan FABA dan memastikan kualitas dan keberlanjutan program ini.

Salah satu UMKM yang merasakan dampak ekonomi dari penggunaan FABA adalah seorang pengusaha di Kariya Bangun, Kecamatan Taliwang, Provinsi Sumbawa Barat.

Kariya menjalankan bisnis pembuatan lempengan batu dan batu bata dengan menggunakan FABA sebagai pengganti bahan mentah untuk memproduksi Bangun. Usaha ini telah berjalan sejak tahun 2022 setelah mendapat dukungan dari PLN untuk mesin cetak batu bata.

Penggunaan FAB sebagai pengganti bahan mentah dan dukungan tambahan dari mesin cetak meningkatkan pendapatan bisnis sebesar 20 persen.

“FABA sebagai bahan baku, biaya produksi kami rendah. Selain itu, kualitas produk yang dihasilkan tidak kalah dengan bahan baku biasa, sangat membantu kami dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan,” kata Kariya Bangun.

Manajer UPK PLN Tambora Dodi Rizki bangga pihaknya mampu memberikan kontribusi nyata bagi UMKM di Sumbawa Barat melalui FABA.

“Program ini tidak hanya mengurangi limbah industri tetapi juga membantu UMKM (EEE) menyediakan bahan baku yang lebih terjangkau dengan harga terjangkau sehingga meningkatkan pendapatan mereka.” katanya.

Dalam dua tahun penggunaan FABA, usaha Kariya Bangun telah mampu memanfaatkan kurang lebih 1,4 ton FABA, sehingga menghasilkan total 100.000 batu bata dan 440.000 ubin.

Produk batu bata dan batu ini dijual kepada pelanggan di Pulau Sumbawa, mulai dari pelanggan swasta hingga perusahaan seperti pengembang properti residensial, hotel, dan perusahaan pertambangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours