PKS Soroti Minimnya Dana Intelijen di Tengah Banyaknya Buronan Kejagung

Estimated read time 1 min read

JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Nasir Jamil menyebut minimnya anggaran atau sumber daya intelijen akibat tingginya jumlah pengungsi dalam kasus yang ditangani Kejaksaan Agung (Kjagung).

Hal itu disampaikan Nazir dalam rapat kerja. Komisi (RAK) DPR bersama Kejaksaan Agung membahas Rencana Anggaran Kerja (RAK) Tahun 2025 di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/06/2024)

“Ini soal dana intelijen. Banyak yang mengundurkan diri sebagai DPO dan melarikan diri, hidungnya hilang sehingga perlu digeledah. Tapi anggaran untuk pencarian sangat kecil,” kata Nasser. .

Ia mengaku tak bisa membayangkan bagaimana aparat intelijen bisa bekerja mencari pengungsi dengan anggaran sekecil itu. Tampaknya pihak berwenang hanya bisa berdoa dengan anggaran yang minim.

“Jadi pejabat intelijen bisa berdoa agar dia lelah bersembunyi dan menyerahkan diri,” ujarnya.

Nazir membeberkan fakta terkini terkait operasi intelijen Kejagung. Terkadang dia melihat Kejaksaan menangkap pelarian dalam jangka waktu lama.

Padahal, buronan itu hanya tertangkap secara kebetulan saat petugas intelijen bertemu dan menangkapnya.

Saya berharap angka ini diperhatikan. Sehingga bisa memberikan kepastian hukum kepada masyarakat yang buron dari kejaksaan, karena mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap penegakan hukum di lingkungan Kejagung, kata Nazir.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours