PLN terus kembangkan potensi hidrogen sebagai energi bersih

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Perencanaan Perusahaan dan Pengembangan Usaha PT PLN (Persero) Hartanto Wibowo mengatakan pihaknya terus melakukan upaya untuk mengembangkan potensi hidrogen sebagai energi bersih di Tanah Air.

Pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Hartanto mengatakan potensi hidrogen sebagai sumber energi bersih, terutama untuk sektor yang sulit dialiri listrik, sangat menjanjikan.

Hartanto, mengutip laporan McKinsey, mengatakan meski biaya produksi hidrogen hijau saat ini masih tinggi, diperkirakan pada tahun 2050, dua pertiga kebutuhan hidrogen dunia akan dipenuhi dengan hidrogen hijau.

Dengan sumber daya energi terbarukan yang melimpah, Indonesia dinilai berpotensi menjadi pemain utama industri hidrogen global.

“Kami secara aktif menjajaki kemitraan untuk mengembangkan fasilitas produksi hidrogen yang ramah lingkungan, menggunakan aset energi terbarukan kami untuk memproduksi hidrogen ramah lingkungan untuk keperluan domestik dan ekspor global,” ujarnya.

Dijelaskannya, rencana pengembangan hidrogen PLN sejalan dengan Strategi Nasional Hidrogen yang memiliki tiga tujuan utama, yakni mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, mengembangkan pasar hidrogen dalam negeri, dan menjadi eksportir hidrogen global.

Hartanto menambahkan, PLN sedang aktif mengembangkan beberapa proyek hidrogen hijau berskala besar di seluruh Indonesia.

Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen PLN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis hidrogen dan berkontribusi pada transisi energi.

Hingga saat ini, PLN telah membangun 22 pembangkit listrik tenaga hidrogen hijau (GHP) dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, dan sertifikat energi terbarukan (Renewable Energy Certificate/REC).

Terbaru, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang di Garut, Jawa Barat merupakan penghasil hidrogen hijau berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara.

Dari total 22 GHP tersebut, PLN mampu memproduksi 203 ton hidrogen hijau per tahun, dengan rincian 75 ton hidrogen digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit, sedangkan 128 ton digunakan untuk menunjang kebutuhan lain, termasuk kendaraan hidrogen.

Tak hanya GHP, PLN juga memiliki Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen Kendaraan yang berlokasi di kawasan Senayan, Jakarta. HRS yang dibuka pada Februari 2024 ini merupakan HRS pertama di Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours