Ayah Pelaku Bullying di SMA Binus Simprug Ketua Partai, Korban: Bapaknya Berinisial A dan Anaknya M

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Siswa korban perundungan di SMA Simprug Binus School menyebut ayah salah satu pelaku merupakan pimpinan partai politik (parpol). Sayangnya, korban tidak membeberkan identitas ayah penyerang.

Hal itu diungkapkannya saat RE (16) dipanggil ke ruang rapat Komisi III DPR, Senaiyan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).

Pertama, ia menceritakan kisah perundungan saat masuk ke Binus School pada November 2023. “Saya mengalami perundungan terus menerus. Saya selalu ditindas di depan umum, di depan siswa laki-laki, siswa perempuan, bahkan di depan guru,” kata R.E.

Teman-teman sekolah Binus sering menoleh padanya. Bahkan ia sering diganggu oleh teman-temannya. RE juga menilai kelakuan SMA Binus berbeda dan tidak memperlihatkan rekaman CCTV dirinya yang dilecehkan secara utuh.

“Mengapa sekolah tidak merilis video pengawasan? Mengapa sekolah hanya menampilkan bukti atau video yang hanya menguntungkan pihak mereka dan memutarbalikkan semua fakta?” dilaporkan kembali.

“Sekaligus saya adalah anak bangsa yang bisa mengharapkan keadilan dan mewakili para korban perundungan di sana,” ucap R.E.

Sambil menahan tangis, RE mengaku berusaha memperkenalkan diri dan berdamai dengan pelaku pembullyan di SMA Binus School. Namun usahanya tidak berhasil. Tersangka pengganggu sekolah Binus masih menindasnya.

“Mereka mengatakan kepada saya: ‘Anda tidak boleh bergaul dengan kami. Anda ingin kami merasa nyaman di sini, Anda tidak ingin kami diintimidasi di sini. Anda harus melayani kami semua. Tahukah kamu siapa ayah kami? Beliau bapak ketua partai pak, beliau MK. Kemudian teman geng itu mengaku: “Jangan macam-macam bapak, saya ketua partai sekarang.” “Ayah A. Bocah berinisial M itu mengaku bersalah dan menceritakannya kepada saya,” kata R.E.

Habiburohman, Wakil Ketua Komisi III DPR, menanyakan peran putra ketua partai itu sebagai ketua rapat. RE menjelaskan, anak ayah ketua partai itu biasa mengancamnya secara verbal.

“Bapaknya anak yang berhuruf A, dan anak yang M. Beliau tidak pernah menyinggung perasaan saya. Namun teman-temannya selalu ramah dan mencaci-maki saya dengan kata-kata. Mereka selalu merusak mental saya,” ungkap R.E.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours