Palestina siapkan kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Gaza

Estimated read time 2 min read

Istanbul (ANTARA) – Otoritas Palestina telah memulai pembicaraan lokal dan internasional untuk menyukseskan kunjungan panjang Presiden Mahmoud Abbas ke Jalur Gaza.

Kepemimpinan Palestina telah memulai kegiatan diplomatik dan pembicaraan internasional untuk mempersiapkan kunjungan Abbas dan delegasinya ke Gaza, kantor berita Palestina Wafa melaporkan pada Minggu malam (18 Agustus).

Dalam persiapan perjalanannya, pemimpin Palestina menghubungi PBB, anggota Dewan Keamanan PBB, negara-negara Arab dan Islam, Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Menurut laporan tersebut, kepemimpinan Palestina telah menghubungi Uni Eropa, Uni Afrika, dan negara-negara besar di dunia.

Upaya diplomasi dimaksudkan untuk menjamin keberhasilan upaya ini sekaligus memperoleh dukungan dan partisipasi. Israel telah diberitahu tentang rencana ini, kata media tersebut.

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang menghadapi apa yang disebut Abbas sebagai “perang genosida” di Gaza.

Pada Jumat (15/8), Abbas mengumumkan saat berpidato di parlemen Turki bahwa ia dan seluruh pimpinan Palestina berniat mengunjungi Gaza, tempat Israel terus melakukan pemuatan selama 11 bulan.

Selain itu, perjalanan tersebut bertujuan untuk menegaskan kembali negara Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) bertanggung jawab penuh atas seluruh wilayah Palestina dan berupaya memulihkan persatuan nasional, kata Wafa.

Sejak awal perang di Gaza, telah terjadi diskusi mengenai pemerintahan pasca konflik. Masalah inilah yang menjadi dasar diskusi dalam pertemuan antara pejabat Amerika dan Israel.

Beberapa usulan diajukan, termasuk isu pengelolaan internasional Jalur Gaza. Para pejabat Israel telah berulang kali menyatakan penolakan mereka terhadap kendali Otoritas Palestina di Gaza.

Israel, terlepas dari resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera menarik diri, dikutuk oleh komunitas internasional atas serangan yang dilakukan sejak serangan 7 Oktober 2024 oleh kelompok militan Palestina Hamas di Gaza.

Israel telah membunuh sekitar 40.100 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.500 orang, menurut pejabat kesehatan setempat.

Lebih dari sepuluh bulan setelah serangan Israel, makanan, air bersih dan pasokan medis telah dipindahkan ke sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

Israel telah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.

Pengadilan memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah.

Kota ini adalah rumah bagi lebih dari satu warga Palestina yang mencari perlindungan dari perang sebelum serangan 6 Mei.

Sumber: Anatolia

Palestina mendesak komunitas internasional untuk mengakhiri hubungan dengan Israel

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours