Ekonom: Daya beli dan antusiasme politik kelas menengah perlu dijaga

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan daya beli masyarakat kelas menengah dan semangat politik harus dijaga dan diawasi secara detail karena berperan penting dalam perekonomian Indonesia.

“Konsumsi mereka (kelas menengah) 80 persen dari total penduduk kita, besar lho. Peran mereka dalam perekonomian sangat penting. Mereka punya masalah, ekonomi punya masalah,” kata Bustanul, Senin. dalam diskusi publik tentang pengurangan kelas menengah di Jakarta.

Ia mengatakan, dukungan masyarakat kelas menengah terhadap perubahan kebijakan ekonomi dan politik hanya mungkin terjadi jika bergantung pada kepentingan rakyat. Kelas menengah yang aktif secara politik cenderung mendukung demokrasi meskipun mereka sangat menuntut kualitas pelaksanaan demokrasi.

“Kelas menengah berperan penting dalam kinerja pembangunan ekonomi. Kelas menengah memainkan peran sosial dan politik yang penting, mempengaruhi atau menentukan tata kelola, tingkat kebijakan, dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kelas menengah akan menyusut dari 57,33 juta pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta pada tahun 2024. Kelompok kelas menengah akan tumbuh dari 128,85 juta pada tahun 2019 menjadi 137,50 juta pada tahun 2024. Kelas miskin meningkat secara perlahan. juta pada tahun 2019 menjadi 25,22 juta pada tahun 2024.

Sementara itu, penduduk miskin rentan meningkat dari 54,97 juta jiwa pada tahun 2019 menjadi 67,69 juta jiwa pada tahun 2024. Hal ini perlu diatasi, dan kelompok miskin yang rentan masih perlu dilindungi.

“Runtuhnya kelas menengah merupakan indikator buruknya latar belakang perekonomian Indonesia. “Dalam 10 tahun terakhir, ada hal-hal yang tidak beres, menurut saya telah terjadi kegagalan dalam reformasi perekonomian, penghentian industri secara dini, dan terputusnya hubungan antara sektor pertanian dan industri yang menyediakan lapangan kerja. katanya.

Tingkat biaya kelas menengah berkisar Rp2.040.262 hingga Rp9.90.844. Penduduk kelas menengah umumnya tinggal di perkotaan, mempunyai pendidikan sekolah menengah atas, atau telah lulus perguruan tinggi.

Kelas menengah didominasi oleh kaum muda, bekerja di sektor formal, dan lebih mementingkan politik dan demokrasi. Porsi pengeluaran untuk mobil, barang tahan lama, perjalanan dan hiburan juga sangat penting.

Menanggapi masalah menyusutnya kelas menengah, Bustanul menganjurkan reformasi di tingkat tertinggi dengan mereformasi sistem pangan dan pertanian untuk memperkuat industrialisasi, menambah nilai dan menciptakan lapangan kerja baru.

Menurut Bustanul, kelas menengah bersifat lunak atau fleksibel karena basis ekonominya kuat. Kelas menengah diharapkan dapat memberikan insentif dan memperbaiki tata kelola kebijakan. Dukungan masyarakat masih diperlukan di tingkat akar rumput. Namun mereka memerlukan dukungan dan pemberdayaan.

Ia mengusulkan strategi industrialisasi, industrialisasi, digitalisasi, basis pengetahuan, penggunaan big data, kecerdasan buatan untuk memperkuat perekonomian daerah, dukungan penelitian dan pengembangan serta penciptaan ekosistem di bidang pertanian dan pedesaan.

Selain itu, manfaat kerjasama usaha besar, kecil dan menengah harus ditingkatkan, begitu pula ekonomi seni, budaya kreativitas dan penemuan pasar dan inovasi baru. Reformasi sistem pendidikan dasar, menengah dan tinggi, integrasi peningkatan kapasitas, pengembangan tenaga kerja dan kesejahteraan sosial.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours