Pramono usulkan “Jakarta Fund” untuk fasilitasi kegiatan seni budaya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengusulkan pembentukan “Jakarta Fund” atau Dana Abadi Jakarta sebagai terobosan untuk memajukan kegiatan budaya, seni, dan pendidikan di Jakarta.

“Kenapa di Jakarta tidak ada ‘Jakarta Fund’? Bisa saja karena ada dana manfaat yang nanti bisa digunakan kalau budaya atau seni ini mau tampil. Enggak, itu lebih repot,” ujarnya.

Hal itu terungkap dalam acara ‘Dialog Seni Publik Bersama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur 2024’ yang diselenggarakan Dewan Kebudayaan Jakarta (DKJ) di Taman Ismail Marzki (TIM) Jakarta, Senin lalu.

Fram mengatakan konsep dana abadi ini mirip dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau lembaga “dana kekayaan negara” Indonesia yang digunakan untuk pembangunan.

Menurut Pram, saat INA diluncurkan dua setengah tahun lalu, pendanaan awal INA hanya sekitar Rp6 triliun, kini telah berkembang menjadi Rp150 triliun melalui pengelolaan yang profesional dan terbuka.

Ia yakin dengan adanya donasi, konsep serupa bisa diterapkan di Jakarta. Dengan total APBD sekitar Rp 86 triliun, Jakarta dinilai memiliki modal yang baik.

“APBD kita ada Rp 85 triliun sampai Rp 86 triliun, dan SILPA kita ada Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun setiap tahunnya. Bagaimana kalau kita memberikan modal inti Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun untuk ‘Jakarta Fund’?” . .

Jika dikelola secara profesional, uang ini nantinya akan digunakan untuk keperluan budaya, seni, dan lainnya, termasuk pendidikan.

Pram meyakini konsep Jakarta Endowment dapat mendukung perkembangan kegiatan seni dan budaya di Jakarta.

“Kalau bisa, Indonesia (INA) sendiri bisa mencapai Rp 150 triliun. Saya yakin jika ‘Jakarta Fund’ beroperasi secara transparan dan terbuka serta ‘mempekerjakan’ (merekrut) staf profesional, maka hal tersebut akan terjadi dalam waktu dua tahun. Gampang sekali mendapat Rp 20 triliun,” ujarnya.

Perdana Menteri Fram juga menekankan perlunya upaya bersama dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan seni dan budaya Jakarta. Ia yakin Rano Karno, seniman sekaligus calon gubernur, bisa memberinya ide tentang pengembangan seni dan budaya.

Dia mengatakan kota-kota seperti New York, Montreal, Shanghai dan Sydney, yang merupakan tempat meleburnya beragam budaya, harus merangkul seni warganya.

“Mereka tidak mengingat tokoh budayawan atau seniman yang ada. Kita perlu banyak pameran dan ruang terbuka di daerah, baik regional maupun sub regional, untuk generasi muda berbakat,” kata Pram.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours