Jenis-jenis penyakit jantung kardiomiopati dan gejalanya

Estimated read time 5 min read

Jakarta (ANTARA) – Kardiomiopati adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh gangguan pada otot jantung sehingga mengganggu fungsinya sebagai pompa darah.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Leonardo Easter Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, FHFA, Kardiomiopati dapat berkembang secara bertahap dan seringkali tidak menunjukkan gejala yang khas pada awalnya.

Dikutip dari siaran pers RSUD Jakarta, Selasa, dia mengatakan kondisi seperti itu membuat banyak orang baru mengetahui penyakitnya ketika sudah stadium lanjut.

Sebagian besar kasus kardiomiopati terjadi pada usia muda, dan puncaknya terjadi pada usia 30 hingga 40 tahun.

Deteksi dini gangguan jantung memerlukan pengetahuan tentang jenis kardiomiopati dan gejalanya.

Jenis kardiomiopati

1. Kardiomiopati dilatasi

Kardiomiopati dilatasi adalah jenis kardiomiopati yang paling umum. Pada kondisi ini, otot jantung melemah sehingga dinding bilik jantung (ventrikel) menipis dan bilik jantung membesar. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah secara efisien. Gangguan ini ditandai dengan gejala seperti sesak napas, mudah lelah, dan bengkak pada kaki atau perut.

2. Kardiomiopati hipertrofik

Dinding jantung, terutama ventrikel kiri, mengalami penebalan yang berlebihan dan tidak biasa pada kardiomiopati hipertrofik. Hipertrofi miokard menyebabkan dinding bilik jantung mengeras dan menegang sehingga mengakibatkan gangguan relaksasi jantung, suatu langkah penting dalam mengisi bilik jantung dengan darah sebelum dipompa ke seluruh tubuh.

Jenis kardiomiopati ini adalah yang paling umum terjadi, dengan kejadian sekitar 1 dari 500 orang sehat. Penyebabnya hampir selalu karena mutasi genetik atau keturunan. Gejala mungkin termasuk nyeri dada, jantung berdebar dan pingsan.

3. Kardiomiopati restriktif

Kardiomiopati restriktif ditandai dengan perubahan struktur dinding bilik jantung, yang menyebabkan pengerasan otot jantung tanpa penebalan dinding. Jenis kardiomiopati ini lebih jarang terjadi dibandingkan penyakit otot jantung lainnya. Mirip dengan kardiomiopati hipertrofik, kondisi restriktif menyebabkan gangguan parah pada fase relaksasi otot jantung, sehingga mengakibatkan gagal jantung dengan gejala parah yang seringkali sulit diobati.

4. Kardiomiopati aritmogenik

Gangguan ini secara khusus disebabkan oleh transformasi jaringan otot jantung normal menjadi jaringan adiposa fibrosa. Secara statistik, kondisi ini paling sering menyerang atau bermula di bilik jantung kanan, namun pada beberapa kasus juga bisa menyebar ke bilik jantung kiri.

Kondisi ini seringkali menyebabkan aritmia yang fatal, atau irama jantung yang tidak teratur, jauh sebelum gejala gagal jantung muncul. Hal ini terkait dengan kejadian serangan jantung atau kematian jantung mendadak, yang biasanya ditemukan pada pasien muda yang tampak sehat dan tidak memiliki gejala sebelumnya.

Gejala

Siapa pun dapat menderita kardiomiopati, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun, beberapa kelompok memiliki risiko lebih besar terkena kardiomiopati, termasuk kelompok orang yang memiliki riwayat penyakit dalam keluarga, faktor genetik, infeksi atau peradangan jantung, penyakit sistemik, dan penyintas kanker.

Gejala kardiomiopati seringkali berbeda-beda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakitnya. Gejala umum yang mungkin terjadi adalah sesak napas, mudah lelah, bengkak, nyeri dada, jantung berdebar, dan pingsan, terutama saat berolahraga.

Diagnosa

Selain pemeriksaan fisik, dokter menggunakan beberapa tes khusus untuk mendiagnosis kardiomiopati, antara lain elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, tes darah laboratorium, pencitraan resonansi magnetik jantung, tes genetik, dan biopsi jantung.

Ekokardiografi adalah metode non-invasif dan sangat praktis dan efektif untuk mendeteksi perubahan struktural yang berhubungan dengan kardiomiopati.

Ekokardiogram menghasilkan gambar jantung menggunakan gelombang suara (ultrasound) yang dipantulkan dari jaringan jantung. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat struktur jantung, ukuran bilik jantung, ketebalan dinding dan dinamika fungsi jantung.

MRI dapat membantu menilai kerusakan otot jantung dan perubahan struktural yang tidak selalu terlihat pada ekokardiogram. Oleh karena itu, tes ini lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan struktural jantung dan sangat berguna dalam mendiagnosis kasus-kasus sulit yang sering luput dari perhatian metode pengujian lainnya.

Risiko serangan jantung

Sebagian besar kasus kardiomiopati dapat menimbulkan risiko aritmia fatal dan serangan jantung yang berujung pada kematian jantung mendadak.

Kasus ini sering dialami oleh pasien dengan gejala yang relatif ringan atau bahkan tanpa gejala sebelumnya. Dengan kata lain, komplikasi fatal ini bisa terjadi sebagai manifestasi awal pada penderita kardiomiopati, sebelum munculnya gejala lain atau gagal jantung.

Kardiomiopati Takotsubo atau dikenal dengan sindrom patah hati merupakan suatu kondisi unik dengan gejala yang mirip dengan serangan jantung, yaitu nyeri dada atau sesak napas secara tiba-tiba.

Namun kondisi ini bukan disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah koroner, melainkan kerusakan sementara pada otot jantung akibat pelepasan hormon stres berlebihan yang bersifat racun bagi otot jantung.

Hal ini sering terjadi pada wanita pascamenopause segera setelah stres emosional atau fisik yang parah, termasuk setelah penyakit akut serius lainnya seperti pendarahan otak.

Transplantasi jantung biasanya dipertimbangkan ketika kardiomiopati menyebabkan gagal jantung stadium akhir yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau intervensi lain. Ini adalah langkah terakhir untuk memperpanjang hidup pasien dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sedangkan rehabilitasi jantung meliputi program olahraga, edukasi, dan dukungan psikologis untuk membantu pasien kardiomiopati meningkatkan kesehatan jantung dan kualitas hidupnya. Ini termasuk olahraga yang aman, manajemen stres, dan perubahan gaya hidup.

Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk menawarkan layanan Advanced Cardiac Care Clinic (ACCC) untuk mendukung layanan konsultasi di klinik khusus jantung.

Layanan ini menggunakan pendekatan holistik dan terkoordinasi untuk merawat pasien penyakit jantung kompleks, terutama gagal jantung.

Tim pendukung layanan ACCC meliputi dokter umum, perawat, apoteker klinis, dan ahli gizi yang telah mendapatkan pelatihan spesialis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours